Senin, 03 Februari 2020

Fantastis 619 Penelitian Dosen STKIP PGRI Sumenep Lolos Kemenristek

Jamilah selaku WAKA I bidang Akademik  Ketila ditemui diruangnya.
Oleh crew lpm. 


Retorika News-Sembilan Belas proposal yang diajukan oleh sembilan belas team dosen dari berbagai Program Studi (Prodi) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep telah lolos di Kemenristek. Pengajuan proposal tersebut atas instruksi dan persetujuan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STKIP PGRI Sumenep, pada tahun 2019. (29/01/2020).

Menurut informasi yang didapat dari Wakil Ketua I Bidang Akademik ( Jamilah ) menyampaikan bahwa, Pengajuan proposal yang dilakukan oleh dosen di STKIP bukan hanya sekedar keinginan  dari STKIP PGRI Sumenep, akan tetapi juga karena keinginan para dosen.

"Penelitian itu tidak hanya berangkat dari suport lembaga kampus, akan tetapi juga dari dosen itu sendiri, karena semua itu mendorong untuk naiknya pangkat mereka atau jabatan akademik", sampainya (29/01/2020).

Sehubungan dengan hal tersebut "Jamilah" mengatakan bahwa bagi para dosen yang telah berhasil meloloskan hasil penelitiannya akan ada riword karya ilmiah, dan S3, dan masih ada yang lainnya.

"Untuk dosen yang lolos penelitiannya nanti akan ada riword karya ilmiah, terus S3, dan masih banyak yang lainnya", katanya.

Selain itu, Mulyadi Selaku Pimpinan di LPPM menjelaskan bahwa sudah mulai dari dulu memberikan supot kepada para dosen untuk merebut hibah nasional.

"Kita dari awal sudah mempermudah, mendorong, dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada dosen untuk merebut hibbah Ini, karena mau tidak mau memang tugas dosen adalah penelitian", jelasnya.

Terkait hal di atas, Mulyadi menambahkan bahwa hibbah yang diterima pada tahun ini sangat fantastik, karena 19 proposal yang di ajukan oleh 19 team semuanya berjumlah 38 dosen telah lolos semua.

"Hibbah yang kami terima tahun ini yang fantastis, sebab sembilan belas proposal yang diajukan lolos semua," tambahnya.

Selain itu Mulyadi mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan tidak ada batasan tergantung ke ahlian para dosen.

"Karena kita pendidikan maka ruang lingkupnya pendidikan, namun untuk besiknya berbeda-beda tergantuk dari keahlian dosen itu sendiri, seperti tentang agama, budaya, dan sebagainy", pungkasnya.

Reporter : Ltf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar