Minggu, 14 Juli 2019

SEHARUSNYA MAHASISWA MENGHINDAR DARI GERBANG SAMPAH PERADABAN.

(Opini)


Kompasiana.com

Oleh : Muhsin
Prodi PPKn Semester III
Aktif di LPM Retorika.
Mahasiswa menurut Sarwono [1978] – adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30 tahun. 

Mahasiswa memiliki trifungsi atau tanggung jawab didalam status yang disandangnya, pertama, mahasiswa sebagai agen of change atau agen perubahan. kedua, agen of knowlidge atau agen pengetahuan. ketiga, agen of social control atau menjadi kontrol pada masyarakat di dalam menjaga ke stabilan dinamika sosial. 

Maka dari itu secara penilaian masyarakat pada umumnya mahasiswa adalah tokoh intelektual yang mempunyai kemampuan untuk berpikir kritis, kemampuan pengetahuan yang mumpuni dan dikenal dengan gerakan-gerakan yang membawa perubahan yang lebih baik. 

Namun mahasiswa tidak semuanya memiliki kemauan dan kemampuan yang sama banyak diantara mahasiswa-mahasiswa yang hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak sejatinya jadi mahasiswa. 

Banyak juga mahasiswa yang seolah-olah hanya menunda masa tuanya saja yaitu dengan memilih masuk di perguruan tinggi karena ketidak siapan berkecipung ditengah-tengah masyarakat.

Di dalam ruang lingkup mahasiswa banyak tipologi-tipologi mahasiswa yang berada dilingkungan kampus, pertama, ada tipologi mahasiswa yang aktif dan siap tannggap diberbagai persoalan atau mempunyai kepakaan diatas rata rata baik dalam persoalan lingkungan, pengetahuan maupun gerakan (aktivis). 

Kedua, tipologi mahasiswa yang suka dengan kegiatan-kegiatan organisasi yang telah diikutinya, tentu mahasiswa yang seperti ini mempunyai keloyalan yang tinggi terhadap organisasinya (organisatoris), hal ini juga dilakukan oleh mahasiswa yang mempunyai tipologi aktivis.

Ada juga tipologi mahasiswa yang ke tiga yaitu mahasiswa yang hanya fokus terhadap urusan kuliah  atau hanya mengisi daftar hadir saja. mahasiswa yang seperti ini sudah memiliki gelar dengan sebutan mahasiswa "kupu-kupu"(kuliah pulang-kuliah pulang) seperti yang telah dilansir disebuah artikel oleh Prof. Dr. Drh. Hj. RR. Retno Widyani, Ms, MH,  tipologi mahasiswa yang seperti ini tentu diragukan dalam kemampuan atau skill sebagai mahasiswa.  

Ke empat, ada tipologi mahasiswa yang hanya memamerkan penampilannya, selalu apdute dalam masalah penampilan atau hanya beraktivitas dengan kenyamanan saja, mahasiswa seperti ini dikenal dengan sebutan tipologi (hidonis), antara berbagai macam tipologi mahasiswa dapat dibedakan mana mahasiswa yang produktif dan bekualitas dan mana tipologi mahasiswa yang diragukan dalam orientasinya sebagai mahasiswa yang dikenal dengan trifungsi mahasiswa, bahkan dikhawatirkan menjadi bagian dari sampah peradaban.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar