Sabtu, 30 Maret 2019

Puisi


Redup Malam

Dup, sapamu berulang tanpa dirasa kecut
Rintik bersulam kumbang ciut
Pemain hinggap kembang pupus
Jauh aminku tirai irisan mata
Diluluhlantahkan sekapas nalar tertegun peka
Segukanku belum reda
Diaku riang meraung berangan pulang
Dup, silahkan hati siapapun berdegup
Terima dia seperti pembatas
Janjinya tenggelam bosan redup
Jingga kali ini bukan lagi penutup
Dup, jalanku kelimpungan tanpa pelampung digerus arus
Ini bukan gelap sebab pelita dipadamkan
Bukan pula tenggelam sebab lintasan
Tapi kata yang terdalih dari lidah
Yang belum terjamah untuk ditafsirkan
Lam, langkah juang masih terik kantukmu tertahan
Air ditubuhmu kepanasan, katanya rindu pulang
Bermalam saja di pangkuan, tersipu bersama diam
Lanjut cerita sedih bernaung hujan
Lalu besok tawa dalam senyum terang
Palung awan bawalah ketepian
Dia mendung yang tidak mentari inginkan
Terhingga, dibiaskan keji pada pelangi buatan

Dengar Sajakku, Lam
Terdalam Telaah dari kataku sejuntai kantuk kian melapuk
Aku duka, dengan dia kau suka
Lanjut pun ini usia
Dengan segaris hujan menggaris alam
Setetes embunnya menari di siang
Lelap di malam
Dengan aku yang seketika rinduku terisak parau

by: fida

Bedah Buku Yang Di Adakan UKM Karomah Banjir Peserta



Foto. Pembukaan Bedah Buku dan MUBES XIV UKM Karomah 
di Aula Lantai III STKIP PGRI Sumenep (30/03


  Retorika News-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karomah mengadakan Musyawarah Besar (MUBES ) ke-XIV yang dikemas dengan bedah buku karya Dr. Kh. A. Busyro Karim, M.Si," Terapi Spiritual ", peserta yang mengikuti kegiatan tersebut kurang lebih 230 orang. acara tersebut  dilaksanakan di Aula Lantai III STKIP PGRI Sumenep (30/03).

Ketua panitia yang sering dipanggil Najibah menyampaikan  bahwa peserta yang hadir berkisar 88% dari peserta yang telah mendaftar "Dari hasil pengamatan panitia yang dibuktikan dengan daftar hadir peserta, kira-kira  ada 230-an peserta. Jika dipersentasikan sekitar 88% peserta yang hadir dari peserta yang sudah mendaftar" katanya.

Akh. Fauzi selaku ketua umum UKM Karomah menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan kagiatan MUBES ke-XIV "kegiatan ini adalah musyawarah besar (MUBES) yaitu proses pergantian kaderisasi dilembaga dakwah kami yang disebut dengan UKM Karomah dan kebetulan saya pribadi adalah generasi ke-XIV dan hari ini MUBES ke-XIV" tegasnya.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Masyhuri berharap agar peserta bersungguh-sungguh dalam mengikuti acara tersebut "Saya harap kalian bersungguh-sungguh mengikuti acara ini, bukan hanya abal-abalan karena kebijakan surat keterangan pendamping ijazah (SKPI)" harapnya.

Dirinya juga menambahkan bahwa dalam memilih pemimpin harus memilih pemimpin yang bersih spiritualnya "saya pesan, dalam memilih pemimpin tidak harus memilih siapa yang pintar, tapi memilih pemimpin yang siapa dan bersih spiritualnya. Karena pemimpin yang sudah bersih batinnya dan berintegritas terhadap organisasi yang mereka pimpin, perlu kita teladani dan kita tiru" imbuhnya.

Senada dengan hal itu, Bapak Asmuni, M.Pd, selaku ketua STKIP PGRI Sumenep mengungkapkan bahwa setiap pribadi mempunyai kemampuan spiritual, jadi didalam memilih kita harus bijak " setiap pribadi mempunyai kemampuan spiritual. Jadi kita harus bijak, bukan hanya cakap menempatkan bagian unsur dibawahnya, Jangan yang dibawah itu bertindak sebagai diatas atau sebaliknya yang atas bertindak sebagai yang dibawah, tapi semuanya berada pada tempatnya" ungkapnya. (mila/musin)


Selasa, 26 Maret 2019

Puisi




Teruntuk kamu 


https://support.google.com/legal/answer/3463239?sa=X&ved=2ahUKEwjEi7Werp_
hAhXX8XMBHeiTAV0QlZ0DegQIARAB


Kau berhasil membuatku kembali,
Pada dermaga biru impian
Kau membuat cipta cintaku kembali pulang
Bee, aku sakit sayang, 
dengan rindu dihati.


by. Rifka

90% Panitia Siap Mensukseskan Bedah Buku Karya Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si & MUBES XIV UKM Karomah


Foto. Pendataan peserta oleh panita  selesai rapat finising
         Retoeika News- Unit Kegitan Mahasiswa Kajian Rohani Mahasiswa (UKM Karomah) STKIP PGRI Sumenep akan melaksanakan Bedah Buku karya Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si “ Terapi Spiritual“. sekaligus Musyawarah Besar (MUBES) XIV

Acara tersebut akan dilaksanakan nanti pada tanggal 30 - 31 Maret 2019 dan bertempat di Auditorium Lt. III STKIP PGRI Sumenep Gedung selatan. Sejauh ini persiapan  acara tersebut sudah mencapai 90 persen (25/03)

Nana ketua panitia MUBES 14 dan Bedah Buku tersebut menyampaikan bahwa Sampai saat ini, persiapan untuk dua acara itu sudah sesuai dengan harapan yang telah dikerjakan oleh panitia penyelenggara.

"Mengenai persiapan itu sendiri saya rasa dari setiap perdivisi rata-rata semuanya sudah mencapai  90 persen,” Jelas perempuan prodi PBSI semester IV.

Alasan itu juga disampaikan oleh Nurhayat selaku panita bagian devisi perlengkapan  menambahakan terkait persiapan yang  telah di bagi setiap perdivisi  yang mempunyai tanggungjawab masing-masing untuk acarara MUBES berjalan sesuai dengan harapan yanga ada.

“Sejauh ini melihat cara kerjanya panitia saya lihat yg menjadi kendala di acara mubes itu sendiri pastinya untuk mengumpulkan dari semua panitia ada kesusahan namun sejauh ini alhamdulillah bisa ditangani,” jelasnya.

Tujuan dari  acara tersebut adalah sebagai regulasi juga salah satu acara untuk pergantian ketua maupun struktur pengurus baru yang ada di dalam organisasi tersebut," Ungkapnya.

Ketua umum UKM Karomah periode 2017-2018 Akh. Fauzi yang sebentar lagi akan  demisioner menyampaikan bahwa MUBES merupakan ajang pergantian pengurus lama pada pengurus baru.

"Jadi kalau MUBES ini, istilahnya secara inplisit pemaknaannya regulasi kadernisasi. Jadi nanti ada pergantian jabatan baik ketua maupun jajarannya secara struktural.” terang dia.

Dirinya juga berharap UKM Karomah harus berkembang atau mempertahankan kegiatan yang telah berkembang sampai saat ini.
 “Mengembangkan lagi dari beberapa kegiatan-kegiatan di UKM  Karomah yang beberapa hari ini sudah banyak di bicarakan di kampus. Kemudian lebih-lebihnya untuk bisa di kembangkan dan di teruskan sesuai dengan kebutuhan," Imbunya. (aan /sagira)

Senin, 25 Maret 2019

Menumbuhkan Rasa Kepemimpinan dalam Diri Melalui Basic LeadershipTraining.


Foto. Pembukaan Basic Leadership Training atau Latihan Kepemimpinan
UKM Pramuka SKIP PGRI Sumenep
   Retorika News-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Joko Tole dan Potre Koning STKIP PGRI Sumenep mengadakan Basic Leadership Training atau Latihan Kepemimpinan.
Kegiatan itu dilaksanakan selama dua hari yaitu dari tanggal 23 sampai 24 Maret 2019 bertempat dikampus STKIP PGRI Sumenep.

Acara tersebut diikuti oleh sekolah-sekolah yang ada di Sumenep, khususnya penegak SMA sederajat (23/03).

Farhan peserta dari SMA Sadirul Huda Gadu Barat Kecamatan Ganding mengapresiasi dan dirinya mengatakan bahwa pelatihan ladership tersebut sangat bagus karena bisa meningkatkan kreatifitas pelajar.

"Bagi saya, pelatihan Leadership yang diselenggarakan di STKIP PGRI Sumenep sangat bagus karena bisa meningkatkan kreatifitas kita untuk belajar, dan semoga apa yang diajarkan di STKIP untuk Leadership saat ini bermanfaat bagi saya dan bisa barokah," katanya.

Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk menumbuhkan kepemimpinan dalam diri dan untuk melatih cara memimpin yang baik. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Farid selaku ketua panitia.

"Tujuannya ialah untuk menumbuhkan kepemimpinan dalam diri peserta dan untuk melatih cara memimpin yang baik dan bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan adil," ungkapnya.

Pria semester IV prodi PBSI itu juga berharap besar terhadap out put dari kegiatan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi peserta yang sudah mengikuti acara pelatihan tersebut.

"Semoga peserta yang mengikuti BAPER ini bisa menuangkan ilmunya kepada teman-temannya nanti di SMA-nya," imbuhnya.

Dr. Asmoni selaku ketua STKIP PGRI Sumenep menjelaskan bahwa latihan dasar kepemimpinan (BAPER) sebagai dasar dalam kehidupan pribadi untuk bertindak sebagai pemimpin.

"Latihan dasar kepemimpinan (BAPER) ini dasar kita bahwasanya dalam hidup dan kehidupan setiap pribadi itu pasti bertindak sebagai pemimpin baik laki-laki dan perempuan sehingga dengan latihan kepemimpinan ini nanti jadi terbiasa," jelasnya. (crew jai/norva)

Jumat, 22 Maret 2019

Cerpen


Menenun Harap di Awal Tahun

By: Faiq aktif sebagai reporter di LPM
https://www.hipwee.com/list/untukmu-perempuan-penumpuk-harapan-jangan-korbankan-perasaanmu/

Pada nyatanya, dunia dituntut dengan yang namanya harapan. Aku, kamu, dia, kalian, dan mereka, dan pada intinya kita, hidup karena harapan. Aku dengan harapanku. Dia dengan harapannya. Kalian dengan harapan kalian. Mereka dengan harapan mereka. Dan, kita pasti memiliki harapan berbeda.
Satu udara, satu rembulan di satu bumi. Manakala petang datanglah bintang, dan jika pagi berganti matahari. Di tengah keramaian kota, aku hidup dengan seorang ibu yang kupanggil “Emmak”,  dengan kondisi rumah yang tak layak. Rumah hasil kreativitas aku dan Emma’. Kardus buangan dari toko sebelah, kami pungut dan dijadikan alas untuk tidur, buangan plastik kami jadikan atap untuk berteduh bilamana hujan. Rumah kami indah. Ada, meski tak diinginkan, layak, meski tak dilayakkan. Tapi, kami berbeda.  Bukannya protes, kami selalu bersyukur karena masih bisa merasakan indahnya pagi dan malam. Emmak selalu mengajariku arti dari bersyukur.
“Bersyukur itu indah, nak!”, itu adalah kalimat yang menjadi pesan Emmak setiap usai salat berjamaah. Dan, itupun setiap waktu. Kurasa, setara dengan kultum (kuliah tujuh menit), yang biasa dibacakan di masjid, pas setelah salat berjamaah.
Aku adalah gadis remaja. Sholihah adalah gelar yang disandangkan Emmak kepadaku. Dari lahir sampai sekarang, saat usiaku sudah mencapai 19 tahun, aku hanya mengenal Emmak, tidak Bapak. Emmak bilang, Bapakku merantau entah di mana. Karena, dari kecil, aku tidak banyak tanya tentang Bapak. Karena, setiap kali aku melakukannya, kulihat Emmak menangis menahan pilu, mungkin juga rindu. Dan aku tidak ingin Emmak sedih.
Aku sendiri takjub dan bangga telah menjadi anak Emmak. Seorang wanita yang tegar, sabar, dan ia selalu bersyukur. Sebab, ia percaya dengan bersyukur ia akan mendapatkan apa yang ia dan aku harapkan. Bahkan, nyaris tak pernah kulupa, saat aku kena dampratan kemarahan Emmak. Waktu itu, bukanya bersyukur, aku mengeluh dengan keadaanku yang seperti ini. Dalam doa yang kupanjatkan aku menangis tersedu-sedu. Hingga dalam nada rundukku, nafasku terengah-engah di tengah keheningan. Dan, tangisanku mengganggu kekhusukan Emmak. Emmak memandangku lekat-lekat. Gamang, cemas dan penuh tanya. Aku hanya menunduk tak berani mengangkat wajah, atau memandang wajah Emmak   yang ranum. Dan akhirya, pecah juga keheningan saat itu. Saat Emmak merasakan klimaks penasaran pada kondisiku. Tiba-tiba tangan Emmak, yang kasar menurut orang, tapi memiliki sihir kedamaian, menurutku, memegang pundak dan mengangkat dagu. Terpancarlah cerah mata Emmak menatapku penuh tanya. Emmak tidak bicara satu katapun. Tapi, aku paham apa yang Emmak mau.
“Emmak...., kenapa sih, Tuhan menjadikan kita seperti ini ? dengan kondisi yang tidak layak, dan bahkan lebih parah lagi, Sholihah belum sempat melihat seperti apakah wajah bapak. Sholihah capek terus-terusan seperti ini. Sholihah ingin seperti mereka, yang rumahnya bergedung tinggi. Sholihah ingin seperti mereka, yang keluarganya utuh”, tangisan sholihah semakin menjadi-jadi kebungkaman sudah lenyap.
Tiba-tiba saja Emmak pergi. Tanpa berusaha menghibur ataupun menasehati. Seketika saja aku mengusaikan tangisku. Aku dilema, manakala kulihati Emmak sudah menghilang dari pintu. Berbagai macam pertanyaan timbul satu persatu memperebutkan jawaban di otakku. Kiranya Emmak kenapa ?, Emmak marah ?, atau Emmak sedih ?,. jangan-jangan Emmak pergi meninggalkanku ?, apa dia bosan denganku yang selalu menuntut ?, pertanyaan-pertanyaan itu nyaris tak menemukan jawaban. Akupun rancu, antara mengejar atau tetap diam di hamparan sajadah biru ini.
Asaku melambung tinggi. Menelaah satu persatu dari ucapanku, pada Emmak, mencerna dari setiap celah kata dan bahkan hingga kalimat. Ada getar dalam dada, teringat pesan Emmak yang hilang tanpa jejak. Aku lupa bersyukur. Kukira satu jawaban ini adalah suatu kebenaran mutlak yang menyebabkan kemarahan Emmak.
“Astagfirullahhal adzim..... 3x”,
Seperti sajam yang melukai kulit, lidahku sudah menyayat hati Emmak. Lawanku satu-satunya. Terlebih, aku telah membuat neraka. Aku melipat mukenah dan meletakannya di kasur. Pikiranku sudah mulai kacau. Rasa cemas mulai mengganggu. Aku harus mencari Emmak, kemanapun itu.
Pada jalan setapak, kususuri lorong dengan secercah cahaya harapan. Dengan hati hampa dan rasa berdosa. Mataku kembali hujan.
“maafkan Sholihah, ya Allah!, Sholihah lupa bersyukur.”, ratap Sholihah, menengadahkan telapak tangannya ke langit. Menitip pasrah pada yang kuasa, dan memohon ampunan atas kehilafannya.
Emmak belum saja ditemukan sampai sekarang. Hari sudah mulai senja. Aku benar-benar hawatir dengan Emmak. Emmak dimana?, sudah kucari dimana-mana, tapi belum saja ditemukan. Atau barangkali Emmak sudah ada di rumah. Akupun pulang dengan membawa harapan meski pergiku belum ada jawaban atas Emmak. Aku merunduk tanpa melirik kanan kiri. Karena, menjaga pandangan adalah solusi terbaik untuk menjaga hati dari rasa iri dan hanya membuatku lupa bersyukur.
Dari kejauhan, kulihati Emmak di dekat rumah dengan barang rosokan yang lumayan. Aku dan Emmak adalah pekerja ulung di setiap hari. Semua pekerjaan kami kerjakan. Baik dari mencuci, mencari barang bekas, dan jualan kue keliling milik Pak Ahmad, tetangga kami.  Kata Emmak, asalkan itu bukan mencuri, dan halal. Dan syukur sekali, seperti Pak Ahmad, yang baik, dan mau menolong kami. Setidaknya hal itu sudah mengurangi beban Emmak. Jika kue milik Pak Ahmad laku satu keranjang, maka upah yang kami dapatkan adalah Rp. 30.000, 00. Nilai rupiah yang cukup besar bagi aku dan Emmak. Tapi, Emmak benar-benar wanita hebat. Sebagai tulang punggung keluarga, beliau tidak pernah mengeluh sama sekali. Tiada perempuan setegar Emmak, di dunia ini.
Dari semua tetanggaku, aku bahkan hafal dengan karaker mereka masing-masing. Pak Ahmad, yang penolong. Ibu Khumairoh (istri Pak Ahmad), yang nyaris tidak jauh berbeda dengan Pak Ahmad. Beliau juga baik hati dan ramah. Maklum, berkat bimbingan suaminya.  Berbeda dengan Bu. Tuti (tetangga dekat yang kaya raya), tetapi pelit. Bahkan, aku ingat sekali dengan hal ini, saat aku dan Emmak, mencoba meminjam uang senilai Rp.20.000,00. Dan beliau tidak memberinya gara-gara takut tidak bisa membayar, katanya. Padahal, uang sedemikian tidak apa-apanya bagi Bu. Tini. Adapula Ibu Tini, yang judes. Pak Ali, yang sombong. Dan masih banyak lagi tetanggaku yang sifatnya tidak pantas kusebutkan.
Seperti biasa, setiap pagi, aku dan Emmak ke rumah Pak Ahmad, untuk mengambil kue yang akan dijual di pasar. Dan ternyata, hari itu sekitar tiga keranjang. Tetapi, kami optimis bahwa kue itu akan laris manis. Aku dan Emmak merancang strategi sebaik mungkin. Setelah lama memperbincangkan argumen masing-masing, akhirnyapun ada titik solusi yang kami temui. Kami berinisiatif untuk menjual kue itu secara terpisah. Aku di pasar dan Emmak keliling. Sebenarnya, aku tidak tega jika Emmak berjualan keliling, aku sudah mencoba memaksa Emmak untuk bertukar posisi. Tapi, Emmak tetap keras-kepala menolaknya. Akhirnyapun, kita pergi pada tujuan masing-masing. Aku dengan dua buah kerangjang, dan Emmak, dengan satu keranjang.
Seperti biasa, pagi itu pasar ramai pengunjung. Ada yang sudah akad jual-beli, ada yang masih tawar-menawar terkait harga ikan, dan ada juga yang bertengkar gara-gara ikan yang ingin dibelinya direbut pelanggan lain. Tiba-tiba ada satu pengunjung yang menghampiri stand-ku. Iya, kupikir ini stand, dengan satu kursi, tempatku duduk, dan LENCAK –Istilah Madura yang digunakan untuk menyatakan tempat duduk yang cukup untuk banyak orang. Dan, biasanya dijadikan alas kasur orang Madura- unik dalam kategori pasar.
“Tante, beli kuenya, dong!, belapa ya Te?”, tanya seorang bocah perempuan yang lucu, lincah mengubah R menjadi L.
“1000-AN, Dek. Mau beli berapa, sayng? Biar tante bungkusi.”, ucapku dengan ramah. Iya, maklum. Sebagai penjual memang harus ramah dan baik hati pada pelanggan.
“Aini, mau beli sepuluh libu, Te.”
“ok.... tunggu ya, dedek Aini!. Tante bungkusin dulu kuenya.”
“siap, Tante”.
“1, 2, 3, 4........10. ini, dek. Kuenya sudah selesai.”, sampai menyerahkan bungkusan kue tadi.
“terimakasih, Tante. Aini balik dulu, ya!”, sambil menyodorkan selembar uang senilai Rp.10.000,00 an.
Akupun menerimanya. Dan mengucapkan Bhye Bhye kepadaya. Gadis yang lucu, cantik, lucu. Uh... menggemaskan, pikirku. Satu, dua orang pengunjung kembali datang ke Stand-ku. Dan, aku melayaninya seramah mungkin dan ada satu pengunjung terakhir, seorang ibu bersama anaknya yang menangis. Dalam setiap kata yang mengalir dari mulut anak itu, aku mencernanya bahwa ia menangis gara-gara ingin membeli petasan untuk tahun baru.
Pikirku mulai labil karena tangisan anak kecil itu, dan kata-katanya yang membuatku galau, menerka impian yang sumula aku tanam.  Tahun baru sudah akan tiba, sedangkan aku masih saja bermimpi. Kuharap ada keajaiban yang datang pada lembaran tahun yang baru akan aku rancang dan aku jalani. Lusa, hidupku akan berubah. Entah menjadi lebh baik, atau sebaliknya.
Tahun baru ini, aku ingin sekali merayakan dengan keluarga. Aku, Bapak dan Emmak, dengan sebuah petasan yang biasa orang pegang saat tahun baru. Aku sangat bermimpi bertemu bapak. Aku ingin melihat seperti wajah bapak. Ranumkah?, galakkah?, atau apapun itu.
###
Benar saja, tahun baru akan segera berlangsung, nanti malam. namun, bapak belum saja terlihat atau sekedar memberi harap, meski harapan palsu. Aku tetap saja tidak putus harapan. Berharap ada tamu datang, dan itu adalah Bapak. Jangankan wajah, nama panggilanpun aku tak tau.
“Assalamualaikum....!”, kudengar suara Pak Ahmad sayup-sayup terdengar dari balik pintu kardus.
“Waalaikum salam”, sembari mencari kebenaran dari sumber suara tadi. Dan, benar. Itu adalah Pak Ahmad, dengan seorang pria jangkung, yang sebaya dengan Pak Ahmad, dan entah siapa dia. Barangkali sahabat karibnya, pikirku.
“Nak, ini bapak... ini bapakmu.”, dengan nada kemayunya yang begitu menyentuh hati.
“ba.... bapak?....”, aku langsung memelukya, erat sekali.
Terimakasih tuhan, sudah menjawab doaku selama ini. Aku telah bertemu dengan bapak. Bahkan, ada Emmak yang lebih merindukannya lagi.  Tapi bagaimana mungkin bapak kenal dengan Pak Ahmad?, pertanyaan itu tiba-tiba terlintas di benakku.
“nak,,, Pak Ahmad itu adalah rekan bisnis bapak.  Bapak memang menitipkan kalian pada Pak Ahmad.”, ucap bapak menjawab teka-teki ini.
Seketika itu, Emmak keluar dan memeluk Bapak begitu lamanya. Barangkali mengobati kerinduan yang selama ini beliau pendam.
Malampun sudah seperti yang aku rancang, dengan petasan yang begitu banyaknya, aku, bapak, dan Emmak berpelukan. Alhamdulillah......


Rabu, 20 Maret 2019

Puisi




"Gelak puisiku"

https://support.google.com/legal/answer/3463239?sa=X&ved=2ahUKEwie6Jq9jJLhAhUn63MBHTUtDjoQlZ0DegQIARAB

Di tepi daun tulisanku menggigil, 
membasahi dunia astral semut-semut, 
cinta sudah tidak lagi mmengundang rasa, 
ku terima suara hiruk pikuk senyap menggelora, 
para penyair semua pada tidur, 
mereka mungkin telah mabuk puisi, 
maukuf di sajak bawah sajadah,
 tali pengikat tali pengikut roh, 
tidak terbentangkan merapatkan barisan mata,
 hidup ujung penamu dubius, 
diantara tembok berlin membatasimu, 
pilihan hanya demi pilihan, 
antara gelap dan ramai, diantara  terang dan senyap, 
sisa ujung sajakmu di ujung bulan,
 bulan yang tk pernah lagi melahirkan bintang,


By. fian 

Mahasiswa Lebih Nyaman Parkir Sembarangan, Juru Parkir Tak Berkutik



  
foto. Ketika motor mahasiswa parkir sembarangam

Retorika NewsParkir kampus STKIP PGRI Sumenep tengah menjadi perbincangan hangat antara mahasiswa dengan petugas keamanan kampus, pasalnya parkir sembarangan tersebut masih saja liar dan tidak terkontrol dengan rapi. Peraturan yang mengikat, salah satunya peraturan taat parkir,”Mahasiswa tidak boleh memarkir kendaraan bermotor disebelah Selatan Gedung STKIP PGRI Sumenep, namun sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang menggunakan jasa parker sembarangan. (19/03).

Sehubungan dengan hal itu, Ramli Sunadi selaku juru parkir kampus STKIP PGRI Sumenep
menyatakan sikap bahwa  semua terjadi karena kurangnya koordinasi antara pihak juru parkir dengan satpam, "Kurangnya koordinasi antara satpam dan penjaga parkir sehingga minimnya teguran dan arahan terhadap mahasiswa yang selalu parkir bukan pada tempatnya” Ungkapnya. 20/18.

Pihaknya menambahkan bahwa tidak akan bertanggung jawab jika terjadi hal–hal yang tidak diinginkan, Kami tidak mau tahu dan tidak mau bertanggung jawab ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada kendaraan yang diparkir sembarangan" Tambahnya.

Salah satu mahasiswa yang berinisial MM
Prodi Bimbingan Konseling (BK) semester II yang sering memarkir sepeda motor di area gedung selatan tersebut meyatakan lebih nyaman, berhubung tidak perlu jalan kaki dari tempat parkir, "Memarkir kendaraan di area gedung selatan tersebut lebih nyaman karena lebih dekat dengan tempat yang dituju" Jelasnya. 19/2019  (Moiman/Junaidah)

Pertama Kali di Kampus STKIP; Lomba Lari Maraton 5K




fff
Pamflet lomba RUNNING 5K.


    Retorika NewsProgram Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Prodi PJK-Rek) Semester II STKIP PGRI Sumenep, tengah melakukan berbagai persiapan dalam rangka pelaksanaan lomba lari atau dalam istilah populernya “STKIP RUNNING 5K” yang hal itu akan dilaksanakan bulan April 2019 mendatang.

STKIP RUNNING 5K merupakan lomba lari maraton  pertama kali yang diadakan oleh Prodi PJK-Rek semester II yang akan diikuti oleh pelajar dan terbuka untuk umum, acara tersersebut juga mendapat dukungan dan apresiasi penuh dari KAPOLRES Sumenep (18/03).

Dalam acara STKIP RUNNING 5K, Rendi selaku ketua panitia dalam acara yang akan dilaksankan pada hari Ahad 21 April nanti mengungkapkan bahwa lomba tersebut merupakan yang pertama kali diadakan oleh Mahasiswa PJKR dan untuk segala persiapan masih belum maksimal.

“Untuk sekarang persiapan kami sebagai panitia masih mencapai 50% dan lomba ini tidak termasuk program HMP PJK melainkan dari mata kuliah Atletik serta harapan kami untuk kedepannya dengan diadakannya lomba ini agar bisa memajukan kampus STKIP PGRI Sumenep dan membangkitkan atletik-atletik di kabupaten sumenep tentunya," Ucapnya.

Tanggapan dari ketua HMP PJKR mengenai lomba STKIP RUNNING 5K telah merespon baik dan juga dari segi kepanitiaan sangat berpartipasi dalam lomba tersebut.

“Lomba lari maraton yang diadakan oleh PJKR Semester II akan terus berkelanjutan tidak cukup disini, juga banyak cagor lain yang telah dilaksanakan dari mata kuliah yang dilarikan pada event sepertihalnya bulutangkis dll, pada event tersebut banyak hikmah yg bisa diambil dan dipelajari bagi siswa dan mahasiswa, Syukur alhamdzulillah semoga sukses untuk event tersebut dan semoga untuk event selanjutnya bisa sampai 10K”. Ungkapnya.

(Usy/wildan)

Artikel


oleh: Napi' atun 
Prodi GSD Aktif Sebagai  
Bendahara di LPM 


IMPLIKASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISME

 TERHADAPPENDIDIKAN   DAN BELAJAR MOTORIK

https://support.google.com/legal/answer/3463239?sa=X&ved=2ahUKEwj8wsv1xpDhAhVFtI8KHevOBocQlZ0DegQIARAB


A.           KONTEKS PEMBAHASAN     
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memeperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan pengetahuan. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (Knowledge) atau a body of knowledge
Salah satu landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar adalah teori teori belajar dari bebera Tokoh. Teori belajar sendiri dapat didefinisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun diu dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Teori belajar sampai saat ini masih berkembang di sekolah-sekolah meskipun tidak banyak yang menyadarinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak akan terlepas dari teori teori belajar.  Beberapa teori belajar antara lain: teori belajar behaviristik, teori belajar kognitif, teri belajar konstruktivis  maupun teori belajar sosial. Teori teori tersebut hingga saat ini masih dapat dirasakan pengaruhnya di dalam berbagai praktik pembelajaran. Hal itu yang melatar belakangi dalam memaparkan salah satu teori belajar yaitu, yaitu teori behavioristik dengan maksud untuk mempelajari lebih dalam teori belajar dan implikasinya terhadap pendidikan
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

B.     FOKUS PEMBAHASAN
1.            Bagaimana Implikasi teori behaviorisme keterhubungan Gutrie terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?
2.           Bagaimana Implikasi teori behaviorisme Edwan Lee Thorndike  terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?
3.           Bagaimana Implikasi teori behaviorisme Burhus Federic Skinner  terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?

C.    MANFAAT
1.      Dapat mengetahui Implikasi teori behaviorisme keterhubungan Gutrie terhadap pendidikan dan belajar motorik 
2.      Dapat mengetahui Implikasi teori behaviorisme Edwan Lee Thorndike  terhadap pendidikan dan belajar motorik 
3.      Dapat mengetahui Implikasi teori behaviorisme Burhus Federic Skinner  terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?

D.           PEMBAHASAN IMPLIKASI TEORI BEHAVIORISME
                        Menurut irwan( 2016) Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
                        Menurut Rusuli (2014) Teori belajar Behavioristik bersifat rasional-empiris-kuantitatif karenadibangun berdasarkan pada pandangan dunia (worldview)sekuler-positifistik-materialistik. Oleh karena itu, teori belajar Barat lebih menonjolkan pada gejala-gejala yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang dapat diamati dan dibuktikan secara empiris, diukur secara kuantitatif, dan cenderung bersifat materialistik-pragmatis.
                        Menurut Sanyata (2012) Pendekatan behavioristik yang memiliki ciri khas pada makna belajar, conditioning yang dirangkai dengan reinforcement menjadi pola efektif dalam mengubah perilaku konseli. Pandangan deterministik behavioristik merupakan elemen yang tidak dapat di hilangkan.
1.             Teori Keterhubungan Gutrie
               Menurut Wina Sanjaya (2006: 120-121) Gutrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan respons, dan beranggapan bahwa setiap respons  yang didahului atau dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa stimulus akan timbul bila stimulus tersebut diulang lagi.
               Latihan dianggap penting sekiranya hal ini menyebabkan lebih banyak terjadinya rangsangan yang menghasilkan perilaku yang diinginkan karena setiap pengalaman sifatnya unik, maka siswa harus mempelajarinya berulang-ulang. Tidak ada jaminan bahwa setiap siswa yang belajar (2+2= 4) di papan tulis akan menjawab sama ketika ia telah duduk dibangkunya. Dengan demikian siswa tidak hanya diharuskan belajar bahwa 2 balok + 2 balok= 4 balok, tetapi mereka harus juga membuat pertambahan yang baru menggunakan benda-benda lain, seperti apel, buku, kucing, dll.
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
               Menurut Mahendra (1998:111) secara garis besar teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)             Keterampilan atau keahlian kegiatan motorik dapat dikembangkan melalui ulangan dalam kegiatan. 
b)             Hadiah atau ganjaran dapat bermanfaat hanya bila hal ini menyebabkan adanya kesinambungan kegiatan dalam situasi belajar yang diharapkan
c)             Respon yang baru akan mengganggu respon yang telah dipelajari, oleh karena itu, kegagalan atau respon yang yang salah menyebabkan lupa terhadap kebiasaan  yang benar.
d)            Kondisi situasi belajar hendaknya lebih menyerupai keadaan sebenarnya sehingga respon yang telah dippelajari yang dapat mengatasi stimulus yang baru efektif . 
2.             Edward Lee Thorndike ( Trial and error).
               Menurut Throndike dalam Baharuddin (2015: 92-94), belajar merupkan interaksi antara Stimulus(S) dan respon(R). Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan oleh individu ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau tindakan. Dalam teori  S-R di katakan bahwa dalam proses belajar, kali pertama organisme ( Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah( Trial and error). Apabila suatu organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, organisme itu akan mengeluarkan tingkah laku yang serentak dari kumpulan tingkah laku yang yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
               Untuk menjelaskan teori belajar Trial and error tersebut, Thorndike melakukan eksperimen dengan melakukan eksperimen dengan seekor kucing. Eksperimen Thorndike tersebut terinspirasi dari eksperimen Pavlov dan mengadakan eksperimen hubungan S-R dengan hewan kucing melalui prosedur dan aparatus yang sistematis.
               Percobaan Thorndike tersebut diulang-ulang, dengan pola gerakan kucing sama saja namun makin lama kucing dapat membuka pintunya. Gerakan usahanya semakin sedikit dan efisien. Pada kucing tadi dapat terlihat ada kemajuan-kemajuan tingkah lakunya. Dan akhirnya, kucing dimasukkan dalam box terus dapat menyentuh tombol pembuka (sekali usaha, sekali terbuka) hingga pintu terbuka.
               Thorndike menyatakan bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks. Stimulus yang terjadi setelah perilaku terjadi akan memengaruhi perilaku selanjutnya.
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
               Menurut Mahendra (1998:113) pengaruh teori Thorndike terhadap belajar motorik secar garis besar dapat dikemukakan sebagi berikut
a)        Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan agar proses belajar menjadi efektiff.
b)        Hukum kesiapan merangsang para ahli menaruh perhatian dan penelitian terhadap kematangan, kesiapan psikologis dan kesiapan keterampilan
c)        Dalam mengorganisasikan pengalamn belajar, sebaiknya beranjak dari kegiatan yang sederhana ke kompleks.
d)       Hadiah atau ganjaran dapat membantu proses belajar, karena ia memperkuat hubungan stimulus-respon.
3.             Burrhus Frederic Skinner ( operant conditioning).
               Menurut Suyono (2011: 62) Skinner memulai penemuan teori belajarnya dengan kepercayaanya bahwa prinsip-prinsip kondisioning klasik hanya sebagian kecil dari pelaku yang bisa dipelajari. Banyak prilaku manusia adalah operan, bukan responden. Pada dasarnya Skinner mendefinisikan belajar sebagi proses peubahan tingkah laku. Perubahan   perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses penguatan perilaku yang baru muncul, yang biasanya di sebut dengan kondisioning operant( operant conditioning).
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
               Menurut Mahendra (1998:114) gagasan Skinner yang mempengaruhi belajar motorik dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)             Oleh karena guru dalam situasi belajar tidak sepenuhnya merupakan ganjaran bagi siswa, maka perlu dicarikan alat bantu mekanik, pengajaran berprogram dan mesin belajar tertentu. Guru hendaknya mengusahakan penggunaan swa-penilaian sebagai upaya memantapkan respons.

E.            PENUTUP
               Teori Gutrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan respons, dan beranggapan bahwa setiap respons  yang didahului atau dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa stimulus akan timbul bila stimulus tersebut diulang lagi salah satu implikasinya terhadap pembelajaran yaitu Keterampilan atau keahlian kegiatan motorik dapat dikembangkan melalui ulangan dalam kegiatan.
               Teorinya Thorndike mengemukakan bahwa belajar merupkan interaksi antara Stimulus(S) dan respon(R). Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan oleh individu ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau tindakan. Salah satu implikasinya adalah Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan agar proses belajar menjadi efektiff.
               Skinner mendefinisikan belajar sebagi proses peubahan tingkah laku. Perubahan   perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses penguatan perilaku yang baru muncul, yang biasanya di sebut dengan kondisioning operant( operant conditioning).salah satu implikasinya adalah guru dalam situasi belajar tidak sepenuhnya merupakan ganjaran bagi siswa, maka perlu dicarikan alat bantu mekanik, pengajaran berprogram dan mesin belajar tertentu.




DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin,dkk (2015). Teori Belajar Dan Pembelajaran..Yogyakarta. AR-RUZZ
Irwan, Novi (2016). Penerapan Teori Behavioristik dalam Proses Pembelajaran. Nusantara( Jurnal ilmu pengetahuan sosial) Vol 1. Hal 72. ISSN 2541-657X . http:jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/94
Mahendra Agus, dkk( 1998 ). Teori Belajar Dan Pembelajaran Motorik. Bandung . IKIP BANDUNG PRESS
Rusuli, Izzaturi (2014). Refleksi Teori Belajar Behavioristik dalam Perspektif         Islam. Jurnal Pencerahan. Vol 8, No 1, Hal 38-54 ISSN: 1693 – 777.    http://jurnal.unsiyah.ac.id/jpp/article/view/22042

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung. PRENADA KENCANA MEDIA
Sanyata, Sigit (2012 ) Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik Dalam Konseling.
               Jurnal Paradigma, No. 14 Th. VII Hal 10.ISSN 1907-297X http://Staffnew.uny.ac.id.upload.penelitian
Suyono, dkk. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT REMAJA ROSDA KARYA