oleh: Napi' atun
Prodi GSD Aktif Sebagai
Bendahara di LPM
Bendahara di LPM
IMPLIKASI TEORI BELAJAR
BEHAVIORISME
TERHADAPPENDIDIKAN DAN
BELAJAR MOTORIK
https://support.google.com/legal/answer/3463239?sa=X&ved=2ahUKEwj8wsv1xpDhAhVFtI8KHevOBocQlZ0DegQIARAB |
A.
KONTEKS
PEMBAHASAN
Belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memeperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan pengetahuan. Dalam
konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, kontak manusia dengan
alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang
kali melahirkan pengetahuan (Knowledge)
atau a body of knowledge
Salah satu landasan
terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk
belajar adalah teori teori belajar dari bebera Tokoh. Teori belajar sendiri
dapat didefinisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun diu dalam
merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan adanya teori
belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Teori belajar sampai
saat ini masih berkembang di sekolah-sekolah meskipun tidak banyak yang
menyadarinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak akan terlepas dari teori
teori belajar. Beberapa teori belajar
antara lain: teori belajar behaviristik, teori belajar kognitif, teri belajar
konstruktivis maupun teori belajar
sosial. Teori teori tersebut hingga saat ini masih dapat dirasakan pengaruhnya
di dalam berbagai praktik pembelajaran. Hal itu yang melatar belakangi dalam
memaparkan salah satu teori belajar yaitu, yaitu teori behavioristik dengan
maksud untuk mempelajari lebih dalam teori belajar dan implikasinya terhadap pendidikan
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah
teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
B.
FOKUS
PEMBAHASAN
1.
Bagaimana Implikasi teori behaviorisme
keterhubungan Gutrie terhadap pendidikan dan belajar motorik ?
2.
Bagaimana Implikasi teori behaviorisme Edwan
Lee Thorndike terhadap pendidikan dan
belajar motorik ?
3.
Bagaimana Implikasi teori behaviorisme Burhus
Federic Skinner terhadap pendidikan dan
belajar motorik ?
C.
MANFAAT
1.
Dapat mengetahui Implikasi teori
behaviorisme keterhubungan Gutrie terhadap pendidikan dan belajar motorik
2.
Dapat mengetahui Implikasi teori
behaviorisme Edwan Lee Thorndike
terhadap pendidikan dan belajar motorik
3.
Dapat mengetahui Implikasi teori
behaviorisme Burhus Federic Skinner
terhadap pendidikan dan belajar motorik
?
D.
PEMBAHASAN
IMPLIKASI TEORI BEHAVIORISME
Menurut irwan( 2016) Teori belajar behavioristik adalah teori belajar
yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara
stimulus dan respon.
Menurut
Rusuli (2014) Teori belajar Behavioristik bersifat rasional-empiris-kuantitatif
karenadibangun berdasarkan pada pandangan dunia (worldview)sekuler-positifistik-materialistik.
Oleh karena itu, teori belajar Barat lebih menonjolkan pada gejala-gejala yang
berkaitan dengan peristiwa belajar yang dapat diamati dan dibuktikan secara
empiris, diukur secara kuantitatif, dan cenderung bersifat
materialistik-pragmatis.
Menurut Sanyata (2012) Pendekatan behavioristik yang memiliki ciri
khas pada makna belajar, conditioning yang dirangkai dengan reinforcement menjadi
pola efektif dalam mengubah perilaku konseli. Pandangan deterministik
behavioristik merupakan elemen yang tidak dapat di hilangkan.
1.
Teori Keterhubungan Gutrie
Menurut Wina Sanjaya (2006: 120-121)
Gutrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan respons, dan
beranggapan bahwa setiap respons yang
didahului atau dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa stimulus
akan timbul bila stimulus tersebut diulang lagi.
Latihan
dianggap penting sekiranya hal ini menyebabkan lebih banyak terjadinya
rangsangan yang menghasilkan perilaku yang diinginkan karena setiap pengalaman
sifatnya unik, maka siswa harus mempelajarinya berulang-ulang. Tidak ada
jaminan bahwa setiap siswa yang belajar (2+2= 4) di papan tulis akan menjawab
sama ketika ia telah duduk dibangkunya. Dengan demikian siswa tidak hanya
diharuskan belajar bahwa 2 balok + 2 balok= 4 balok, tetapi mereka harus juga
membuat pertambahan yang baru menggunakan benda-benda lain, seperti apel, buku,
kucing, dll.
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
Menurut Mahendra (1998:111)
secara garis besar teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)
Keterampilan
atau keahlian kegiatan motorik dapat dikembangkan melalui ulangan dalam
kegiatan.
b)
Hadiah
atau ganjaran dapat bermanfaat hanya bila hal ini menyebabkan adanya
kesinambungan kegiatan dalam situasi belajar yang diharapkan
c)
Respon
yang baru akan mengganggu respon yang telah dipelajari, oleh karena itu,
kegagalan atau respon yang yang salah menyebabkan lupa terhadap kebiasaan yang benar.
d)
Kondisi
situasi belajar hendaknya lebih menyerupai keadaan sebenarnya sehingga respon
yang telah dippelajari yang dapat mengatasi stimulus yang baru efektif .
2.
Edward Lee Thorndike ( Trial
and error).
Menurut
Throndike dalam Baharuddin (2015: 92-94), belajar merupkan interaksi antara
Stimulus(S) dan respon(R). Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya
kegiatan belajar yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang
dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang
dimunculkan oleh individu ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan,
atau tindakan. Dalam teori S-R di
katakan bahwa dalam proses belajar, kali pertama organisme ( Hewan, Orang)
belajar dengan cara coba salah( Trial and error). Apabila suatu
organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, organisme itu
akan mengeluarkan tingkah laku yang serentak dari kumpulan tingkah laku yang
yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
Untuk menjelaskan teori belajar Trial and error tersebut,
Thorndike melakukan eksperimen dengan melakukan eksperimen dengan seekor
kucing. Eksperimen Thorndike tersebut terinspirasi dari eksperimen Pavlov dan
mengadakan eksperimen hubungan S-R dengan hewan kucing melalui prosedur dan
aparatus yang sistematis.
Percobaan Thorndike
tersebut diulang-ulang, dengan pola gerakan kucing sama saja namun makin lama
kucing dapat membuka pintunya. Gerakan usahanya semakin sedikit dan efisien.
Pada kucing tadi dapat terlihat ada kemajuan-kemajuan tingkah lakunya. Dan
akhirnya, kucing dimasukkan dalam box terus dapat menyentuh tombol pembuka (sekali
usaha, sekali terbuka) hingga pintu terbuka.
Thorndike
menyatakan bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada
dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks. Stimulus yang terjadi
setelah perilaku terjadi akan memengaruhi perilaku selanjutnya.
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
Menurut Mahendra (1998:113) pengaruh
teori Thorndike terhadap belajar motorik secar garis besar dapat dikemukakan
sebagi berikut
a)
Praktek
hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan agar proses belajar
menjadi efektiff.
b)
Hukum
kesiapan merangsang para ahli menaruh perhatian dan penelitian terhadap
kematangan, kesiapan psikologis dan kesiapan keterampilan
c)
Dalam
mengorganisasikan pengalamn belajar, sebaiknya beranjak dari kegiatan yang sederhana
ke kompleks.
d)
Hadiah
atau ganjaran dapat membantu proses belajar, karena ia memperkuat hubungan
stimulus-respon.
3.
Burrhus Frederic Skinner ( operant
conditioning).
Menurut
Suyono (2011: 62) Skinner memulai penemuan teori belajarnya dengan kepercayaanya
bahwa prinsip-prinsip kondisioning klasik hanya sebagian kecil dari pelaku yang
bisa dipelajari. Banyak prilaku manusia adalah operan, bukan responden. Pada
dasarnya Skinner mendefinisikan belajar sebagi proses peubahan tingkah laku.
Perubahan perilaku yang dicapai sebagai
hasil belajar tersebut melalui proses penguatan perilaku yang baru muncul, yang
biasanya di sebut dengan kondisioning operant( operant conditioning).
Implikasi
Terhadap Belajar Motorik
Menurut
Mahendra (1998:114) gagasan Skinner yang mempengaruhi belajar motorik dapat
dikemukakan sebagai berikut.
a)
Oleh
karena guru dalam situasi belajar tidak sepenuhnya merupakan ganjaran bagi
siswa, maka perlu dicarikan alat bantu mekanik, pengajaran berprogram dan mesin
belajar tertentu. Guru hendaknya mengusahakan penggunaan swa-penilaian sebagai
upaya memantapkan respons.
E.
PENUTUP
Teori
Gutrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan respons, dan
beranggapan bahwa setiap respons yang
didahului atau dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa stimulus
akan timbul bila stimulus tersebut diulang lagi salah satu implikasinya
terhadap pembelajaran yaitu Keterampilan
atau keahlian kegiatan motorik dapat dikembangkan melalui ulangan dalam
kegiatan.
Teorinya Thorndike mengemukakan
bahwa belajar
merupkan interaksi antara Stimulus(S) dan respon(R). Stimulus adalah apa yang
merangsang terjadinya kegiatan belajar yang mungkin berupa pikiran, perasaan,
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon
adalah reaksi yang dimunculkan oleh individu ketika belajar, yang dapat pula
berupa pikiran, perasaan, atau tindakan. Salah satu implikasinya adalah Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan
agar proses belajar menjadi efektiff.
Skinner
mendefinisikan belajar sebagi proses peubahan tingkah laku. Perubahan perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar
tersebut melalui proses penguatan perilaku yang baru muncul, yang biasanya di
sebut dengan kondisioning operant( operant conditioning).salah satu
implikasinya adalah guru dalam
situasi belajar tidak sepenuhnya merupakan ganjaran bagi siswa, maka perlu
dicarikan alat bantu mekanik, pengajaran berprogram dan mesin belajar tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
Baharuddin,dkk (2015). Teori
Belajar Dan Pembelajaran..Yogyakarta. AR-RUZZ
Irwan, Novi (2016). Penerapan Teori
Behavioristik dalam Proses Pembelajaran. Nusantara( Jurnal ilmu pengetahuan
sosial) Vol 1. Hal 72. ISSN 2541-657X . http:jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/94
Mahendra Agus, dkk( 1998 ). Teori
Belajar Dan Pembelajaran Motorik. Bandung . IKIP BANDUNG PRESS
Rusuli,
Izzaturi (2014). Refleksi Teori Belajar Behavioristik dalam Perspektif Islam. Jurnal
Pencerahan. Vol 8, No 1,
Hal 38-54 ISSN: 1693 – 777. http://jurnal.unsiyah.ac.id/jpp/article/view/22042
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung.
PRENADA KENCANA MEDIA
Sanyata, Sigit (2012 )
Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik Dalam Konseling.
Jurnal Paradigma, No. 14 Th. VII Hal 10.ISSN 1907-297X http://Staffnew.uny.ac.id.upload.penelitian
Suyono, dkk. (2011). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung. PT REMAJA ROSDA KARYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar