Rabu, 20 Maret 2019

Artikel


oleh: Napi' atun 
Prodi GSD Aktif Sebagai  
Bendahara di LPM 


IMPLIKASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISME

 TERHADAPPENDIDIKAN   DAN BELAJAR MOTORIK

https://support.google.com/legal/answer/3463239?sa=X&ved=2ahUKEwj8wsv1xpDhAhVFtI8KHevOBocQlZ0DegQIARAB


A.           KONTEKS PEMBAHASAN     
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memeperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan pengetahuan. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (Knowledge) atau a body of knowledge
Salah satu landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar adalah teori teori belajar dari bebera Tokoh. Teori belajar sendiri dapat didefinisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun diu dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Teori belajar sampai saat ini masih berkembang di sekolah-sekolah meskipun tidak banyak yang menyadarinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak akan terlepas dari teori teori belajar.  Beberapa teori belajar antara lain: teori belajar behaviristik, teori belajar kognitif, teri belajar konstruktivis  maupun teori belajar sosial. Teori teori tersebut hingga saat ini masih dapat dirasakan pengaruhnya di dalam berbagai praktik pembelajaran. Hal itu yang melatar belakangi dalam memaparkan salah satu teori belajar yaitu, yaitu teori behavioristik dengan maksud untuk mempelajari lebih dalam teori belajar dan implikasinya terhadap pendidikan
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

B.     FOKUS PEMBAHASAN
1.            Bagaimana Implikasi teori behaviorisme keterhubungan Gutrie terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?
2.           Bagaimana Implikasi teori behaviorisme Edwan Lee Thorndike  terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?
3.           Bagaimana Implikasi teori behaviorisme Burhus Federic Skinner  terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?

C.    MANFAAT
1.      Dapat mengetahui Implikasi teori behaviorisme keterhubungan Gutrie terhadap pendidikan dan belajar motorik 
2.      Dapat mengetahui Implikasi teori behaviorisme Edwan Lee Thorndike  terhadap pendidikan dan belajar motorik 
3.      Dapat mengetahui Implikasi teori behaviorisme Burhus Federic Skinner  terhadap pendidikan dan belajar motorik  ?

D.           PEMBAHASAN IMPLIKASI TEORI BEHAVIORISME
                        Menurut irwan( 2016) Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
                        Menurut Rusuli (2014) Teori belajar Behavioristik bersifat rasional-empiris-kuantitatif karenadibangun berdasarkan pada pandangan dunia (worldview)sekuler-positifistik-materialistik. Oleh karena itu, teori belajar Barat lebih menonjolkan pada gejala-gejala yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang dapat diamati dan dibuktikan secara empiris, diukur secara kuantitatif, dan cenderung bersifat materialistik-pragmatis.
                        Menurut Sanyata (2012) Pendekatan behavioristik yang memiliki ciri khas pada makna belajar, conditioning yang dirangkai dengan reinforcement menjadi pola efektif dalam mengubah perilaku konseli. Pandangan deterministik behavioristik merupakan elemen yang tidak dapat di hilangkan.
1.             Teori Keterhubungan Gutrie
               Menurut Wina Sanjaya (2006: 120-121) Gutrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan respons, dan beranggapan bahwa setiap respons  yang didahului atau dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa stimulus akan timbul bila stimulus tersebut diulang lagi.
               Latihan dianggap penting sekiranya hal ini menyebabkan lebih banyak terjadinya rangsangan yang menghasilkan perilaku yang diinginkan karena setiap pengalaman sifatnya unik, maka siswa harus mempelajarinya berulang-ulang. Tidak ada jaminan bahwa setiap siswa yang belajar (2+2= 4) di papan tulis akan menjawab sama ketika ia telah duduk dibangkunya. Dengan demikian siswa tidak hanya diharuskan belajar bahwa 2 balok + 2 balok= 4 balok, tetapi mereka harus juga membuat pertambahan yang baru menggunakan benda-benda lain, seperti apel, buku, kucing, dll.
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
               Menurut Mahendra (1998:111) secara garis besar teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)             Keterampilan atau keahlian kegiatan motorik dapat dikembangkan melalui ulangan dalam kegiatan. 
b)             Hadiah atau ganjaran dapat bermanfaat hanya bila hal ini menyebabkan adanya kesinambungan kegiatan dalam situasi belajar yang diharapkan
c)             Respon yang baru akan mengganggu respon yang telah dipelajari, oleh karena itu, kegagalan atau respon yang yang salah menyebabkan lupa terhadap kebiasaan  yang benar.
d)            Kondisi situasi belajar hendaknya lebih menyerupai keadaan sebenarnya sehingga respon yang telah dippelajari yang dapat mengatasi stimulus yang baru efektif . 
2.             Edward Lee Thorndike ( Trial and error).
               Menurut Throndike dalam Baharuddin (2015: 92-94), belajar merupkan interaksi antara Stimulus(S) dan respon(R). Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan oleh individu ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau tindakan. Dalam teori  S-R di katakan bahwa dalam proses belajar, kali pertama organisme ( Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah( Trial and error). Apabila suatu organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, organisme itu akan mengeluarkan tingkah laku yang serentak dari kumpulan tingkah laku yang yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
               Untuk menjelaskan teori belajar Trial and error tersebut, Thorndike melakukan eksperimen dengan melakukan eksperimen dengan seekor kucing. Eksperimen Thorndike tersebut terinspirasi dari eksperimen Pavlov dan mengadakan eksperimen hubungan S-R dengan hewan kucing melalui prosedur dan aparatus yang sistematis.
               Percobaan Thorndike tersebut diulang-ulang, dengan pola gerakan kucing sama saja namun makin lama kucing dapat membuka pintunya. Gerakan usahanya semakin sedikit dan efisien. Pada kucing tadi dapat terlihat ada kemajuan-kemajuan tingkah lakunya. Dan akhirnya, kucing dimasukkan dalam box terus dapat menyentuh tombol pembuka (sekali usaha, sekali terbuka) hingga pintu terbuka.
               Thorndike menyatakan bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks. Stimulus yang terjadi setelah perilaku terjadi akan memengaruhi perilaku selanjutnya.
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
               Menurut Mahendra (1998:113) pengaruh teori Thorndike terhadap belajar motorik secar garis besar dapat dikemukakan sebagi berikut
a)        Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan agar proses belajar menjadi efektiff.
b)        Hukum kesiapan merangsang para ahli menaruh perhatian dan penelitian terhadap kematangan, kesiapan psikologis dan kesiapan keterampilan
c)        Dalam mengorganisasikan pengalamn belajar, sebaiknya beranjak dari kegiatan yang sederhana ke kompleks.
d)       Hadiah atau ganjaran dapat membantu proses belajar, karena ia memperkuat hubungan stimulus-respon.
3.             Burrhus Frederic Skinner ( operant conditioning).
               Menurut Suyono (2011: 62) Skinner memulai penemuan teori belajarnya dengan kepercayaanya bahwa prinsip-prinsip kondisioning klasik hanya sebagian kecil dari pelaku yang bisa dipelajari. Banyak prilaku manusia adalah operan, bukan responden. Pada dasarnya Skinner mendefinisikan belajar sebagi proses peubahan tingkah laku. Perubahan   perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses penguatan perilaku yang baru muncul, yang biasanya di sebut dengan kondisioning operant( operant conditioning).
Implikasi Terhadap Belajar Motorik
               Menurut Mahendra (1998:114) gagasan Skinner yang mempengaruhi belajar motorik dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)             Oleh karena guru dalam situasi belajar tidak sepenuhnya merupakan ganjaran bagi siswa, maka perlu dicarikan alat bantu mekanik, pengajaran berprogram dan mesin belajar tertentu. Guru hendaknya mengusahakan penggunaan swa-penilaian sebagai upaya memantapkan respons.

E.            PENUTUP
               Teori Gutrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan respons, dan beranggapan bahwa setiap respons  yang didahului atau dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa stimulus akan timbul bila stimulus tersebut diulang lagi salah satu implikasinya terhadap pembelajaran yaitu Keterampilan atau keahlian kegiatan motorik dapat dikembangkan melalui ulangan dalam kegiatan.
               Teorinya Thorndike mengemukakan bahwa belajar merupkan interaksi antara Stimulus(S) dan respon(R). Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan oleh individu ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau tindakan. Salah satu implikasinya adalah Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan agar proses belajar menjadi efektiff.
               Skinner mendefinisikan belajar sebagi proses peubahan tingkah laku. Perubahan   perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses penguatan perilaku yang baru muncul, yang biasanya di sebut dengan kondisioning operant( operant conditioning).salah satu implikasinya adalah guru dalam situasi belajar tidak sepenuhnya merupakan ganjaran bagi siswa, maka perlu dicarikan alat bantu mekanik, pengajaran berprogram dan mesin belajar tertentu.




DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin,dkk (2015). Teori Belajar Dan Pembelajaran..Yogyakarta. AR-RUZZ
Irwan, Novi (2016). Penerapan Teori Behavioristik dalam Proses Pembelajaran. Nusantara( Jurnal ilmu pengetahuan sosial) Vol 1. Hal 72. ISSN 2541-657X . http:jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/94
Mahendra Agus, dkk( 1998 ). Teori Belajar Dan Pembelajaran Motorik. Bandung . IKIP BANDUNG PRESS
Rusuli, Izzaturi (2014). Refleksi Teori Belajar Behavioristik dalam Perspektif         Islam. Jurnal Pencerahan. Vol 8, No 1, Hal 38-54 ISSN: 1693 – 777.    http://jurnal.unsiyah.ac.id/jpp/article/view/22042

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung. PRENADA KENCANA MEDIA
Sanyata, Sigit (2012 ) Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik Dalam Konseling.
               Jurnal Paradigma, No. 14 Th. VII Hal 10.ISSN 1907-297X http://Staffnew.uny.ac.id.upload.penelitian
Suyono, dkk. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT REMAJA ROSDA KARYA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar