https://Wokeeh.com |
Hari ini
persaingan dalam segala hal sudah sangat gesit sehingga untuk dapat menjadi
pemeran utama yang mampu terpandang dalam lingkup sosial luas maka sangat
diperlukan adanya kemampuan yang mupuni, baik dari segi intelektual maupun yang
lainnya. Dalam hal ini perguruan tinggi menjadi salah satu wadah untuk
memperoleh ataupun mengasah pengetahuan yang dimilliki, dan lebih menariknya
lagi untuk dapat mencapai semua itu mayoritas masyarakat seringkali memandang
akan kualitas dari perguruan tinggi itu sendiri, sehingga tidak lagi menjadi
hal aneh hari ini jika banyak individu yang memilah dan memilih perguruan tinggi
untuk dijadikan tempat belajarnya.
Dalam dunia
kerja ijazah menjadi hal fundamental untuk mendapatkan sebuah pekerjaan, oleh
karenanya seakan sangat perlu pemuda hari ini untuk mengejar pendidikannya
sampai taraf perguruan tinggi agar lebih mudah untuk mendapatkan sebuah
pekerjaan. Orang yang sudah berhasil menyandang gelar sarjana lebih memiliki
peluang besar dalam pekerjaan dibandingkan orang yang hanya lulusan SMA/SMK.
Bahkan terlebih dari semua itu lulusan dari perguruan tinggi yang cukup
terpandang juga menjadi salah satu pertimbangan dan peluang besar untuk
tercapainya itu semua, sehingga muncullah wacana masyarakat bahwa jika gagal
diterima dalam perguruan tinggi negri setidaknya dapat diterima dalam perguruan
tinggi suasta yang terpandang.
Disisi lain
pendidikan dalam perguruan tinggi suasta terbaik juga memiliki kurikulum yang
berkualitas atau sebanding dengan kurikulum perguruan tinggi negri. Sedangkan
perguruan tinggi suasta biasa kurikulumnya cenderung ketinggalan zaman sehingga
mahasiswanya kurang update terhadap persoalan yang terjadi hari ini. Bahkan
bukan hanya itu fasilitas didalamnya juga menjadi pandangan bagi calon
mahasiswa baru, karena kenyaman dalam proses pembelajaran juga dapat mendukung
akan kelancaran. Berkaitan dengan hal tersebut kualitas dari dosen didalamnya
juga merupakan pandangan yang utama, karna jika pengetahuan dari dosen tidak
memadai akan ilmu yang diberikan maka akan mengakibatkan kesalah pahaman dari
mahasiswa tau bahkan sebaliknya yaitu mahasiswa tidak merasa puas akan ilmu
atau materi yang ingin dirinya tempuh.
Dari
beberapa hal diatas sudah dapat membuktikan akan semua keinginan masyarakat
dalam memilih lembaga perguruan tinggi, yaitu paling tidak adalah perguruan
tinggi suasta terbaik yang berkualitas. Karena perlu ditekankan kembali bahwa
lulusan dari lembaga terbaik juga dapat memudahkan dalam mencari pekerjaan,
sebab hal itu juga menjadi pandangan atau pertimbangan bagi berbagai perusahaan
walaupun kemampuan dalam suatu bidang juga menjadi hal yang tak kalah penting
didalamnya.
Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP
PGRI) Sumenep, adalah salah satu lembaga perguruan tinggi tertua usia
berdirinya di kabupaten Sumenep. Jika dilihat dari usia berdirinya seharusnya
lembaga perguruan tinggi tersebut sudah bukan lagi sebagai Sekolah Tinggi
melainkan sudah menjadi Institut atau bahkan Unifersitas. Karena melihat
perjalanan sejarahnya, quota mahasiswa baru pada awal tahun 2000-an pernah
mencapai hampir 1000 atau pernah juga sampai melebihi angka tersebut. Disisi
lain program studi didalamnyapun sudah mencapai target namun entahlah apa
kendala yang bisa menghambat akan semua itu sehingga tidak bisa naik pada
tingkat diatasnya.
Hari ini,
jelasnya tahun 2019 sudah terpilih ketua STKIP PGRI Sumenep yang baru namun
masih tetap dengan orang yang sama. Maksudnya ketua kampus STKIP PGRI Sumenep
hari ini menjabat dua periode dan dari hal tersebut melihat keadaan yang
terjadi maka timbullah pertanyaan-pertanyaan besar.
Sudah
dibahas dari atas bahwa masyarakat seringkali menilai akan kualitas kampus yang
akan dipilihnya dan apakah ketua baru hari ini sanggup menjawab tantangan dari
keinginan masyarakat khususnya lokal Sumenep. Melihat perjalanan panjang yang
telah dilalui oleh STKIP PGRI Sumenep yang sampai sekarang masih belum mampu
terangkat pada jenjang diatasnya seperti Institut atau Universitas apakah
mungkin akan hadir berbagai macam kejutan untuk menarik minat calon mahasiswa
baru agar ingin masuk kampus yang dikenal dengan julukan Taneyan Lanjhang (Halaman Panjang) tersebut. Sementara realita
membuktikan bahwa hari ini banyaknya mahasiswa baru yang masuk STKIP PGRI
Sumenep menurun jika dibandingkan dengan awal tahun 2000-an yang lalu.
Delapan
dari sepuluh orang di Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep
mengatakan bahwa mereka lebih tertarik untuk kuliah di luar Madura karena
mereka memandang kampus luar lebih berkualitas, baik dibidang tingkat
perguruannya, Kurikulum, bahkan fasilitas dan yang lainnya. Sehingga masyarakat
didesa tersebut menilai bahwa saat telah lulus dari kampus luar mereka akan
dipandang sebagai orang yang berkualitas dan dapat pula lebih mudah untuk
mendapatkan pekerjaan yang cukup baik.
Perbincangan
antar mahasiswa STKIP PGRI Sumenep sendiri seringkali menghadirkan
pertanyaan-pertanyaan besar seperti hal demikian. Kira-kira strategi seperti
apa yang akan disajikan oleh ketua baru STKIP PGRI Sumenep hari ini, baik
berupa konsep, Fasilitas Akademik, dan yang tak kalah pentingnya juga Fasilitas
umum yang lainnya.
Jika hari
ini hal tersebut tidak dapat disadari oleh sifitas kampus atau pengelola maka
sudah dapat dipastikan dengan jelas bahwa besok, bulan depan atau bahkan tahun
depan STKIP PGRI Sumenep akan tetap sama
seperti hari ini. Bahkan melihat merosotnya persentase mahasiswa baru hari ini
yang masuk kampus tersebut telah dapat diperkirakan bahwa untuk tahun-tahun
selanjutnya akan kehausan mahasiswa jika kejutan-kejutan baru yang disajikan
masih belum juga mampu menarik minat calon mahasiswa baru.
by: BSR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar