Sabtu, 23 November 2019

Pentingnya Organisasi Bagi Mahasiswa

Artikel.
Oleh : Riskiyatul Hasanah
Crew Lpm. 

Mendengar kata mahasiswa apa yang terlintas dalam pikiran kita?,tentu kita berfikir mahasiswa merupakan sesosok pemuda luar biasa yang sedang melakukan transformasi ilmu pengetahuan di Perguran-perguran tinggi. Kalau  Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi diantara yang lain. Dalam catatan sejarah di dunia Mahasiswa memiliki peran fital dalam suatu sistem roda pemerintahan.  Contohnya pada masa orde baru di mana mahasiswa mampu merubah peradaban bangsa indonesia dari sistem otoriter menjadi pemerintahan yang mengagungkan Reformasi sebagai cita-cita birokrasi bangsa. 

Di sisi lain,   ada istilah Organisasi yang seakan-akan tidak bisa terlepas dari dunia kampus dan mahasiswa. Menurut perspektif penulis, Organisasi sendiri memiliki arti yang sangat fundamental bagi mahasiswa yang ingin menumpahkan, menyalurkan bakat dan mempertanggung jawabkan Agen Off Change, yang disandangnya. namun jika ditelisik lebih Horizontal,  organisasi memiliki banyak penafsiran. menurut Victor A Thomps organisasi adalah suatu integrasi dari sejumlah spesialis-spesialis yang bekerja sama dengan sangat rasional dan impersonal untuk mencapai beberapa tujuan spesifik yang telah diumumkan sebelumnya. penulis dapat ambil poit bahwa untuk sampai pada titik atau tujuan yang gemilang harus ada konsep dan cooperation yang jelas.Bahkan dalam Surah Al-shaff ayat 4 dikemukakan;
 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ 
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan   yang tersusun kokoh.

keberadaan organisasi sebenarnya begitu penting bagi mahasiswa, selain untuk pembelajaran diri, organisasi mahasiswa juga mampu menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. Sehingga mampu menyalurkan empati terhadap persoalan yang terjadi. Karena tidak menutup mata bahwa kita berada disebuah negara dengan berbagai polemik persoalan didalamnya. sehingga sebagai mahasiswa yang menyandang agent of social control harus hadir untuk mendobrak atau memperbaiki tatana di sekitarnya yang dinilai keluar dari garis.dengan apa kita akan melakukannya,?. Jawabanya satu,  yaitu dengan berorganisasi. 

Namun tak semua orang memandang organisasi itu baik,  banyak yang melatar belakangi hal tersebut salah satunya Fenomena mahalnya biaya Pendidikan di indonesia, Indonesia ternyata masuk dalam 15 besar negara dengan biaya pendidikan termahal menurut survey yang dilakukan oleh HSBC. Indonesia berada di peringkat 13, sementara posisi pertama diduduki oleh Hong Kong. dengan data tersebut mahasiswa cendrung dituntut untuk lulus tepat waktu,  karena ketika sudah masuk organisasi, kuliahnya mahasiswa akan dianggap terbengkalai dan akhirnya pendidikan yang harus diselesaikan tepat waktu tidak terselesaikan. Senada jugak dikatakan mahasiswa Universita Brawijaya "Kupu2 kan punya alasan sendiri. Kebnyakan mereka ingin foks kuliah (alasannya fakultas mereka terbilng sulit + jadwal full tugas, praktikum dll) sama dapat ipk tinggi. Gak salah juga sih jika memang seperti itu." dari permasalan yang dapat penulis temui, semuanya masalah waktu.

Masalah waktu yang dianggap terbengkalai karena organisasi sebenarnya merupakan polemik sederhana yang tak boleh di tanam dalam diri mahasiswa.karena hal tersebut akan membuat kita lupa pada Identitas sejati kita sebagai mahasiswa. Mengatur waktur waktu dalam 24 jam merupakan bagian yang harus dilakukan,  karena waktu menurut imam Syafi'i Rahimullah waktu ibarat pedang. 

Tidak akan ada gagasan kuliah terbengkalai karena Organisai jika kita sudah bisa mengatur waktu dengan cerdik. bahkan Rasulullah SAW bersabda, "ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan". Semoga kita tidak termasuk di dalamnya. 

Mahasiswa aktifis dan mahasiswa akademisi sama-sama memiliki tanggung jawab pada perkembangan peradaban disekitarnya. Namun di tahun belakangan ini mahasiswa banyak lupa pada eksistensi dirinya sendiri sebagai pelopor dan dan penggerak perubahan.

Oleh sebab itu kita sebagai kaum yang masih sasar akan eksistensi dan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa tetunya harus merefleksiakan ulang jati diri kita yang sebenarnya.
Hidup mahasiswa! 
Hidup rakyat! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar