Senin, 21 Oktober 2019

HMP PBSI Gelar Seminar Kebudayaan, Perserta Siap Bayar Rp. 50.000

Foto. Seminar Kebudayaan
di selenggarakan HMP PBSI. Doc. (Heros) 


Retorika News – Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMP PBSI), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumenep, mengadakan Seminar dengan Tema Kebudayaan, dalam rangka semarak Bulan Bahasa Nasional (BBN) pada tanggal 21 Oktober 2019. Acara itu bertepatan di GRAHA STKIP PGRI Sumenep yang dihadiri oleh badayawan Madura (D Zawawi Imron dan Turmedzi Djaka), sekaligus menjadi pemateri pada acara tersebut.

Abdul Adim selaku ketua panitia mengatakan “Peserta dalam acara ini terbuka untuk umum, tapi yang mendaftar itu kebanyakan dari kampus STKIP sendiri, dan  sekitar 5% dari luar. Soalnya dapat tembusan dari prodi, untuk seluruh prodi PBSI harus ikut seminar kebudayaan ini,” ujarnya. 

Pihakya juga menambahkan bahwa target peserta adalah 200 peserta, hal itu sudah menjadi komitmen dan kesepakatan panitia, jika lebih dari 200 peserta, maka pendaftaran akan ditutup.

Sementar, Rofiqotul Hasanah peserta seminar kebudayaan prodi PBSI mengungkapkan sangat antusias mengikuti seminar tersebut “Saya sangat terkesan sekali, karna dari pemateri namanya saja saya sudah kenal dari kelas satu MTS saya ingin tau gimana orangnya, dan alhamdulillah sekarang saya sudah tau bahkan tadi sudah sempat foto bareng dengan beliau, dalam hati saya sangat senang sekali,” ungkapnya.


Bahkan, dirinya menyampaikan merasa tidak rugi membayar tiket masuk sebesar Rp 20.000, dari semangatnya Rp 50.000 pun akan dibayarnya untuk mengikuti acara seminar kebudayaan tersebut.

"Saya tidak rugi membayar tiket masuk sebesar Rp. 20.00, dan 50.000 pun akan saya dibayar," tambahnya. 

Pihaknya menegaskan bahwa yang bisa di ambil dalama acara tersebut, mengatahui bagaimana menerapkn tatakrama dimasyarakat, dan pentingnya tatakrama diterapkan dalam lingkungan masyarakat.

“Yang dapat saya ambil dari acara seminar budaya tersebut saya bisa tau bahwa tata krama itu perlu diterapkan dalam lingkungan masyarakat, dan sebelum-sebelumnya saya tidak tau apa itu tata krama, dan sekarang saya tau tatakrama itu apa dan bagaimana cara menerapkannya di lingkungan masyarakat,"tegasnya. 

Selain itu, Ketua HMP PBSI Silvina Nugrawati yang akrab dipanggil Sisil menjelaskan, “Sesuai dengan tema pada seminar hari ini yakni merawat budaya, menjaga identitas bangsa, melihat realita pada hari ini yaitu banyaknya masyarakat khususnya generasi muda yang mulai lupa akan budaya sendiri. Oleh sebab itu seminar ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat khususnya pemuda untuk tetap menjaga, merawat dan bangga akan budayanya. Karna budaya ini merupakan identitas bangsa kita“, jelasnya.

Bahkan, lanjut Sisil, target acara itu tidak lain untuk memberikan pemahaman kepada peserta terkait materi yang telah disampaikan. 

“Target dari acara ini ialah memberikan pemahaman terhadap materi yang disajikan dan kemampuan peserta merealisasikan materi-materi yang telah ditetapkan” Tambahnya.

Pihaknya juga berharap bahwa dengan adanya acara itu, bisa memberikan kesadaran kepada peserta terhadap budaya yang ada. 

“Semoga dengan adanya seminar ini memberikan dampak yang positif bagi peserta yakni berupa kesadaran untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya yang ada” Harapnya.

Reporter liputan :
Heros/fera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar