Senin, 21 Oktober 2019

Bedah Buku, PSGA STKIP PGRI Sumenep Gandeng Muslimah Reformis Fondation Jakarta, Peserta Keluhkan Fasilitas


Foto. Bedah Buku
"Ensiklopedia Muslimah Reformis”


Retrorika News_Pusat Study Gender dan Anak (PSGA) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep bekerja sama dengan Muslimah  Reformis Fondation (MR) Jakarta, dalam rangka  bedah buku “Ensiklopedia Muslimah Reformis”, yang berlangsung di Graha Kemahasiswaan dan diikuti 226 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen STKIP, serta mahasiswa UNIJA (20/10/2019).

Adapun tujuan  acara itu dilaksanakan Agar mahasiswa dan donsen responsif terhadap permasalahan gender dan meningkatkan kapasitas keilmuan. Seperti yang disampaikan Raudhatul Jannah selaku  dosen dan ketua panitia dalam acara bedah buku tersebut.

“Acara tersebut dilaksanakan karena melihat beberapa kebutuhan seperti, mahasiswa dan dosen tentunya harus responsif gender terhadap beberapa permasalahan yang saat ini lagi dibedah dalam permasalahan pernikahan anak, kepemimpinan perempuan dan masalah poligami, itu membutuhkan bedah buku ini sebagai peningkatan kapasitas keilmuan di kalangan dosen dan mahasiswa,”ungkapnya.

Pihaknya juga menambahakan, selain tujuan diatas, acara tersebut bertujuan untuk mempererat kerjasama PSGA STKIP PGRI Sumenep dengan lembaga-lembaga yang fokus di dalam permasalahan perempuan  serta menjadikan kampus ini sebagai kampus yang memperhatikan aspirasi laki-laki dan perempuan.

“Acara ini diadakan yang pertama adalah mempererat kerjasama dengan  lembaga-lembaga yang konsen di masalah-masalah perempuan, kemudian yang kedua adalah  untuk mewujudkan cita-cita PSGA STKIP PGRI Sumenep sebagai Kampus yang responsif gender, kendala sebenarnya bukan karna pesertanya membeludak,” tambahnya.

Semantara, dibalik tujuan yang sangat baik dan antusias peserta, Lilik Wahyuni Selaku Mahasiswa prodi BK Sementer 1 menjelaskan bahwa dirinya kurang puas dengan fasilitas yang tidak sesuai dengan di pamlflet.  

“Saya kurang puas terhadap fasilitas yang disediakan padahal saya sudah mebayar Harga Tiket Masuk (HTM) sebesar Rp 15.000 dan sudah jelas di pamfletnya ada ilmu pengetahuan, bahan bacaan, sertifikat dan snack, Tapi banyak teman-teman yang tidak kebagian tas, buku dan Konsumsi juga telat.” Katanya. 

Kemudian Raudhatul Jannah selaku Ketua panitia menjelaskan bahwa kekurangan konsumsi dan kursi dikarenakan membeludaknya peserta yang tidak sesuai dengan target yang disepakati panitia. 

"Yang menjadi kendala disini seperti kekurangan kursi dan konsumsi karena peserta melebihi perkiraan. Target panitia peserta maksimal sekitar 150,  ternyata peserta yang hadir malah 200 lebih” Katanya.

Reporter Liputan:
(Klsum/Fitriah)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar