By. Andre Crew Lpm Retorika STKIP PGRI Sumenep |
Pancasila as the state ideology of indonesia. In general Pancasila can shape the character of Indonesian society in realizing the love of the motherland despite different tribes and cultures. In Indonesia there are two historical days, first, day of birth of Pancasila which are celebrated every 01 th June and the second days, Pancasila miracle which is celebrated or celebrated every 01 th October. Every 01 th October, is celebrated as the Day of the Pact of Pancasila.
Rooted in the PKI rebellion movement on 30 th September 1965. By the government, this rebellion was considered an attempt to change the state ideology into communism. Many suspect that 01 th June is the day of the magic power of the Pancasila, whereas the day of the magic of the Pancasila and the day of birth of the Pancasila is different. Broadly speaking the difference between the day of birth of the Pancasila and the day of the magic of the Pancisa is
¤ Pancasila Day is the day when Pancasila was first read in public by Soekarno Temporarily
¤ Pancasila supernatural day is a day when the Pancasila is considered as the irreplaceable foundation of the country.
In the 4.0 era most Indonesian people were not guided by Pancasila. They prioritize their ego in dealing with a problem so that conflicts between siblings often occur. It is very easy to find Pancasila in every school building, regent's office, DPR's office, and other buildings, but unfortunately Pancasila is only used as a wall decoration without any intention to apply it in daily life.
Indonesian youth who are said to want to be agents of change have fallen into radical ideology, the lack of critical Indonesian youth in addressing a situation and problem is the main factor in the decline of Pancasila values, so that Pancasila is only a state decoration.
As an educated young man it is necessary to apply Pancasila in daily life and need to awaken those who are blind to the values contained in Pancasila. So that Pancasila does not become a decoration of buildings in this country.
# Pancasila sebagai pusaka indonesia
Indonesia meletakkan Pancasila sebagai ideologi negara. Secara umun pancasila bisa membentuk karakter masyarakat indonesia dalam mewujudkan cinta tanah air maskipun berbeda suku dan budaya. Di indonesia ada dua hari bersejara pertama hari lahirnya pancasila yang dirayakan tiap 1 juni dan yang kedua hari kesaktian pancasila yang dirayakan atau diperingati tiap 1 oktober.
Setiap 1 Oktober, diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila. Berakar pada gerakan pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965. Oleh pemerintah, pemberontakan ini dianggap usaha mengubah ideologi negara menjadi komunis.
Banyak yang menduga jika tanggal 1 juni adalah hari kesaktian pancasila padahal hari kesaktian pancasila dan hari lahirnya pancasila berbeda.
Secara garis besar perbedaan antara hari lahirnya pancasila dengan hari kesaktian pancisa adalah :
¤ Hari pancasila adalah hari dimana pancasila pertama kali dibacakan didepan umum oleh soekarno Sementra
¤ Hari kesaktian pancasila adalah hari dimana pancasila dianggap sebagai dasar negara yang tak tergantikan.
Dan Memperingati hari kesaktian pancasila mengingatkan kita akan ancaman pergantian idiologi.
Pancasil dan komunis itu nyata bukan fiksi belaka. Seperti yang telah dikatakan gubernur DKI jakarta setelah memimpin upacara di monas "Ketika kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila, mengingatkan kita bahwa ancaman penggantian ideologi Pancasila dengan komunis itu nyata. Itu bukan fiksi tapi itu adalah kenyataan dan sudah berulang kali," kata Anies
"Karena itu peringatan ini juga harus mengingatkan kita untuk selalu waspada, selalu memperhatikan tanda-tanda kemungkinan untuk ada penggantian seperti itu," sambungnya.
Di era 4.0 kebanyakan masyarakat indonesia sudah tidak berpedoman kepada pancasila. Mereka lebih mengedepankan egonya dalam menghadapi suatu masalah sehingga tidak jarang terjadi bentrok antar saudara. Sangatlah mudah untuk menemukan pancasila di setiap gedung sekolah, kantor bupati, kator DPR, dan gedung lainnya, tapi sayangnya pancasila hanya dijadikan hiasan dinding tanpa ada niatan menerapkan dalam kehidupan sehari hari.
Pemuda indonesia yang katanya ingin menjadi agent of change malah terjerumus ke delam ideologi radikal, kurang kritisnya pemuda indonesia dalam menyikapi suatu keadaan dan masalah menjadi faktor utama merosotnya nilai-nilai pancasila, sehingga pancasila hanya menjadi hiasan negara.
Sebagai pemuda yang terdidik sudah seharusnya Mengaplikasiakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan perlu menyadarkan mereka yang buta akan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Agar pancasila tidak menjadi hiasan gedung-gedung di negara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar