Selasa, 16 Januari 2018

Kumpulan Sajak-Sajak LPM RETORIKA Oleh : Nur Hayat


Foto. Penulis

Nenek tenggelam disenja mirah.
-------------------------------------------Hari

kamis sore nenek meminta uang padaku
Nak, minta uangnya
Untuk apa nek?
Membeli solar untuk “demaran"
Ini nek 2000.
Aku merasa cukup, uang 2000 untuk dipakai semalam digunakan seperlunya.

Keminyan dengan sesuat sabuk menunggu kehadiran arwah ayah, ibu, dan kakek.
Nenek beranjak ketoko mengejar senja mirah yang hampir ditelan oleh malam, dirumah aku layaknya ustat siap-siap menyambut arwah sesepu dengan surah yasin.

Nenek belum juga tiba dirumah, yang sudah arwah-arwah memanggilnya dan termangu menunggu dihalaman rumah.

Oh.. Hitam pekat menyelimuti rumah
Hanya ada satu lampu disatu rumah
Apakah aku harus menyambut ayah serta arwah yang lain diserambi rumah yang itu akan menjadi fitnah keagamaan.
Haruskan aku menyambutnya dikamar bersama gelap pekat itu,  yang tak mungkin hadiah itu bisa dibaca.

Aku sudah lama tenggelam dalam kehidupan yang desa lain tak punyak
Terang menderang, listrik dimana-mana kandang ayam, kandang sapi, kamar mandi, sudut rumah, kamar, rumah, serambi rumah, teras rumah.
Dan berjalan diatas  krikil hitam.

Tahun 2018 yang katanya sudah ada dizaman kemajuan, zaman globalisasi, zaman elektronik yang selalu didiskusikan oleh teman-teman kuliah dikampus dan dipinggir jalan
Aku sudah mabuk pada argumin itu
Karna  sudah menoreh gegelisahan
Kenyataan yang tidak nyata.

Nyanyian benang merah
-----------------------------------
Bung Karno,  Bung Hatta
Masih hidup di alam nyata
Menelusuri kota-kota
Berangkat dari lumpur desa

“Sungguh kaya sungguh kaya sungguh kaya"
Jalan-jalan yang penuh dengan tanah sawah
Didalammnya terdapat danau-danau kecil, sarang nyamuk, rumput-rumput,  menghiasi  sepanjang jalan dan lumpur tengah mengubah nama.

Haruskah proklamasi itu dibacakan kembali..

Ketika rakyat kebingungan
Tak tau yang harus diperbincangkan

He...... Para pemuda
Sekilas aku bersabda
Menceritakan ketidak adilan
Dimana rakyat terbelit dalam kumparan politik
Sangat lucu sekali
Jikalau berpendidikan dapat dibungkamkan
Dan tokoh-tokoh rakyat didiamkan
Oleh beribu alasan.

----------
Minta keritikannya kak...



Penindasan
------------------
Aku tidak menulis namamu dengan tinta hitam, dahiriyah.
Batiniyah, kuasamu membuatku terbakar
Melihat penindasan pada rakyat.

Ini rakyat
Awam, menjadi raja atas kehidupanmu
rumah, makan, pakaian.
Ia tidak merasa
Raja ditabiri awam
Ia tidak melihat pemerasan dan merasakan

Melihat dirimu masih perimitif gelap pekat
Tanpa melihat pepohonan dan rumah rakyat.
Lihatlah tetanggamu yang sudah terang - menerang
Lalu lanang dihiasi kerikil hitam

Oh.... Sungguh malu
Malu sangat aku berpendidikan
Aku tidak bisa berbuat apa-apa
Hanya bisa menikmati hitam pekat yang diberikan kuasamu
Dan menemani rakyat
Berjalan buta tanpa mata.

Wahai para musafir pencari kebenaran
Ada sejengkal tanah yang itu bagian dari negeri yang telah 72 tahun merdeka
Nyatanya masih belum merdeka.


NYANYIAN TANAH DUKA

Dengan aroma pagi lara
Cahaya mentari hanya memantulkan semburat nestapa
Mataku mngisahkan luka Dibawah pudar cahaya
Tanah memucat menceritakan duka

Dada ini kerontang petani ditelan gemelut kabut kekejian
Tak kuasa kupijak bumi pertiwi bertani, meladang, dan melaut
Kapitalis menjadikan lorong - lorong kehidupan sendu dan pilu
Bersemai sudah dihalama rumah - rumah para cukong - cukong bergelayut di langit kota Sumekar

Tak peduli mas jauh
Sesuka hati main beli tanah, tanpa memikir sekitar
Manis dilidah kenyataan menelan pahit
Tercecer penderitaan akan pengangguran menjadi budak atas lontaran janji

Matahari mulai meninggi
Aku masih mendongak keluh kesah anak negeri
Banyak pertanyaan mengganjal dalam diri
Masih jauh atau jarak dekat harapan mimpi itu akan kembali

Sorot mata nanap melihat kenyataan yang terombang ambingkan
Tanpa ada ketegasan korporasi
Berjalan terbelit jajahan pada kumparan lagu kapitalis.


Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Semester I, Sekaligus Crew Retorika News, serta Mahasiswa Peraih Bidik Misi Prodi PBSI periode 2017.

1 komentar: