Foto. Mahasiswa Yang Sedang Melaksanakan PPL II Di Pesantren Nasyi'Atul Muta'Allimin. (Doc. Shafi) 24/01.
Retorika News.co.id - Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II yang diikuti oleh Mahasiswa STKIP semester VII dari berbagai lintas Prodi telah berjalan lancar. Akan tetapi di sisi lain ada banyak keluhan yang dilontarkan oleh Mahasiswa yang ikut PPL II tersebut. Kamis (25/01/18).
Salah satu Mahasiswi Prodi Matematika Ana R. dalam komentarnya ia menanggapi pelaksanaan PPL II ini dengan respon baik. Namun, di lain sisi ia mengaku bahwa PPL II yang selama II bulan ini sedikit mengganggu khususnya bagi Mahasiswa akhir yang dalam proses penyusunan skripsi.
"Saya rasa ini bagus jika untuk pengembangan kemampuan mengajar mahasiswa. Namun sayangnya, di sisi lain juga memiliki dampak negatif. Yaitu dalam penggarapan skripsi bagi mahasiswa akhir". Ungkapnya.
Ketua Umum HMP Pendidikan Matematika itu juga mengaku ada sedikit problem dalam melaksanakan PPL II dikarenakan pemetakan kelompok yang dipetak secara per prodi, "Pemetaan mahasiswa ke sekolah-sekolah ini amburadul. Entah apakah disebabkan dengan percobaan pemetaan mahasiswa per prodi atau bagaimana saya kurang paham. Jadi, kesulitan yang dialami dalam pelaksanaan PPL tahun ini yg kebetulan dalam 1 kelompok hanya berisi 1 jenis prodi yaitu ketika guru-guru selain prodi kami yang berhalangan masuk dan meminta kami untuk mengisi". Imbuhnya.
Ilham Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) berharap kepada UPPL bahwa sebelum PPL dilaksanakan harus survei lapangan terlebih dahulu. Karena sekarang banyak lembaga sekolah yang berada di bawah naungan Pesantren.
"Harapan saya UPPL sebagai Pantia Penyelenggara melakukan survei dulu ke lokasi-lokasi institusi pendidikan yang mau ditempati PPL. Itu sangat penting sekali. Karena di kelompok saya yang ditempati itu merupakan Pondok Pesantren. Dan untuk petakan secara khusus per prodi telah banyak komentar dari pihak sekolah". Pungkasnya.
Selain hal demikian itu Pihaknya juga mengaku sendirian sebagai laki-laki di dalam kelompok yang dia ikuti.
"Karena sekolah yang ditempati kelompok kami berada di bawah undang-undang pesantren yang di sana laki-laki dan perempuan itu di pisah. Masalahnya sekarang, di kelompok kami hanya saya sendiri laki-lakinya yang lain semuanya cewek-cewek. dan ini merupakan ketelodoran UPPL sebagai panitia penyelenggara," Sambung Ilham.
Sayang sekali, Kepala UPPL Iwan Kuswandi setelah dihubungi oleh crew LPM Retorika melalui Via WhatsApp pada selasa, 16 Januari kemarin tidak merespon dan ketua panitia tidak tahu menau terkait pelaksanaan PPL II 2018.
Mahasiswa STKIP juga berharap ada informasi yang lebih jelas lagi terkait pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) itu. Terutama mengenai dana. Karena masalah uang itu sensitif. (Sfy/MHE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar