Senin, 30 September 2019

Kuliah Umum yang diadakan oleh Prodi PPKn, dihadiri 60 Peserta

Foto. Kuliah Umum Prodi PPKn
STKIP PGRI sumenep di Ruang Panggung
Kesenian. Doc (Muhsin) 

Retorika News_Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, telah bekerja sama dengan pengurus Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) PPKn, untuk mengadakan kuliah umum. Acara tersebut dihadiri oleh 60 peserta yang bertempat di ruang kesenian STKIP PGRI sumenep, pada tanggal 30/09/2019, Senin kemarin.

"Suluh Mardiaka Alam" selaku ketua Prodi PPKn, menyampaikan bahwa, peserta yang hadir pada acara Kuliah Umum tersebut berjumlah 60 pesrta, 45 peserta dari mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, dan 15 peserta dari mahasiswa Universitas Wiraraja.

“Jumlah pesrta yang hadir pada acara kuliyah umum tadi berjumlah 60 pesrta, 45 dari STKIP sendiri, dan 15 dari Wiraraja” sampainya, (30/09/2019).

Selain itu, dirinya juga menambahkan bahwa, mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Prodi PPKn, semester I, diwajibkan untuk mengekuti kuliah umum itu.

“Kalau untuk semister satu, itu diwajibkan untuk mengekuti kuliah umum” tambahnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu mahasiswa Prodi PPKn, semester I, (Muhlis) mengatakan bahwa, dirinya tidak keberatan sekalipun diwajibkan untuk mengikuti Kuliah umum tersebut.

“saya tidak merasa keberatan, dengan diwajibkannya mahasiswa semester I, untuk mengekuti kuliah umum ini”, ungkapnya, saat Crew LPM Retorika mewawancarainya.(latif/jai)

Taman Menjadi Hutan

Puisi.
Heros Prodi PBSI
Semester I, Crew LPM


Saat kutemukan sebuah perbedaan
Apalagi
Yang bisa membuatku sendiri
Apalagi
Yang mampu membuatku merasa asing
Merasa aneh
Membisu
Lalu membatu

Pada bulanmu
Kuheningkan segalanya
Jalanan menjadi lembah suram
Taman menjadi hutan
Makhluk makhluk aneh bermuka masam
Semakin datar
Seperti pohon
Yang hanya menyapa karna angin
Bukan ingin

Hari Jadi UKM Karomah Ke 15; Begini Harapan WAKA III

Foto. Hari jadi UKM karomah yang Ke- 15
Di Graha kemahasiswaan. Doc. (Jai) 


Retorika News_ Dalam Rangka Milad Ke -15 UKM Karomah Adakan Kegiatan Sarasehan dengan tema “ Merawat Ukhuwah Wathaniya Menuai Inklusifitas Islam Sebagai Manifesto Falsafah Bangsa”.
Acara tersebut bertempat di Graha Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep, Senin 30 September 2019.

Adapun dalam kesempatan itu, dihadiri oleh Waka III Bidang kemahasiswaan, Ketua BEM, Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK),  Sekaligus undangan ORMAWA yang ada lingkungan Kampus STKIP.

Amiyati dalam sambutannya menyinggung terkait alasan tema yang diangkat agar bisa memberikan pencerahan bagi peserta sarasehan utamanya bagi Mahasiswa.

"Ialah agar bisa menempatkan mana ke agamaan dan mana kebangsaan, karena hari-hari ini Islam runtuh bukan karena hal lain. melainkan, kurangnya pemahaman dari orang Islam itu sendiri," ungkapnya.

Selain itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Nur Muhammad dalam sambutannya juga mengatakan bahwa, sebagai Agent of change Mahasiswa memiliki tanggungjawab lainnya.
"Mahasiswa ini mempunyai beberapa tanggung jawab pertama, Agent of sosial control dan Agent Perubahan dan seterusnya, juga mengenai mediasi-mediasi pemikiran masyarakat itu semua lahir dari memikiran Mahasiswa, dan kita sebagai mahasiswa harus menjadi perubahan-perubahan dan arus-arus pergerakan di Bangsa ini. karena,  masalah itu semua  dibentukkan dan ditumpahkan oleh Mahasiswa," tegas Nur.

Sebagai Wadah Keagamaan Islam, Waka III Bidang Kemahasiswaan, Ach Fuzi berharap agar UKM Karomah tetap menjadi garda terdepan dalam mengawal ideologi. "Saya berharap Ukm Karomah ini menjadi garda terdepan dalam penyaringan-penyaringan terhadap ideologi-ideologi tersebut dan juga berharap ada diskusi-diskusi kecil yang harus selalu dibangun di Kampus STKIP PGRI Sumenep ini, harapan terakhir saya mahasiswa harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai Aswaja," harap dia. (Jai/Latif/Safi)

UKM Karomah Adakan Sarasehan, Peserta Keluhkan Keterbatasan Waktu


Foto. Saresehan UKM Karomah
Di Graha Kemahasiswaan.
Dengan Pemateri (KH. Ahmad halimy, SE., M.Pd.I.
dan Matroni M.Hum.) Doc.  (Jai) 

Retorika News_Unit Kegitan Mahasiswa Kajian Rohani Mahasiswa (UKM KAROMAH), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, mengadakan acara Saresehan (semacam seminar) dengan tema “Merawat Ukhuwah Wathaniyah, Menuwai Inklusifitas Islam Sebagai Manefesto Falsafah Bangsa” pada hari senin tanggal 30/09/2019, yang bertempat di Graha Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep. Sedangkan pemateri dari acara tersebut adalah (KH. Ahmad halimy, SE., M.Pd.I. dan Matroni M.Hum.)

Amiyati, sebagai ketua umum UKM Karomah menjelaskan dalam sambutannya bahwa tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk mengklasifikasikan antara pemahaman kebangsaan dan pemahaman Islam,  “diadaknnya kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman keislaman dan kebangsaan, karena akhir-akhir ini kehancuran Islam disebabkan karena kurangnya toleransi antar sesama” jelasnya, (30/09/2019)

Seirama dengan hal tersebut, (Nurul Haq) mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) STKIP PGRI Sumenep, Kelas "A" Semester I,  mengatakan bahwa alasannya mengikuti  acara tersebut karena ingin mendalami pengetahuan tentang Islam Ahlussunah Wal Jamaah, “alasan saya mengikuti saresehan ini kerena ingin mendalami agama, dan kebetualan tema acara ini sangat pas utuk menunjang pengetahuan saya tentang islam ahlusuunnah waljamaah”, katanya.

Selain itu, alasan yang senada, juga disampaikan oleh (Fida) mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Prodi PBSI, semester I, kelas "C". Dirinya  menjelaskan bahwa tujuan dari mengikuti acara ini adalah untuk mendalami ilmu keagamaan, “saya ikut saresehan ini karena  ingin menambah wawasan ilmu agama, juga karena acara ini tidak diadakan setiap hari, sedangkan masuk kelas bisa minggu depan” jelasnya.

Namun dibalik antusias peserta dalam acara tersebut, (Fida) menambahkan bahwa dirinya juga merasa kurang puas dengan waktu yang sangat singkat, “penjelasan pemateri sangat singkat, sehingga saya merasa kurang puas” tambah fida.

Ketua panitia Saresehan UKM Karomah STKIP PGRI sumenep (Jumrotul Hajah), menjelaskan bahwa panitia memberikan waktu yang cukup singkat kepada penyaji, agar peserta lebih aktif di sesi diskusi, “kami sengaja memberikan penyaji waktu 15 menit, untuk menjadikan peserta lebih aktif disesi diskusi, apalagi peserta sudah diberikan naskah materi dan kami berharap peserta mersa tertarik dan penasaran terhadap acara-acara ukm karomah kedepannya.” jelasnya. (Hasan/Jai/Busri)

Jumat, 27 September 2019

LPM RETORIKA Gelar PJTD Jilid I Tahun 2019, Ketua STKIP PGRI Sumenep Meminta Agar LPM RETORIKA Bisa Menjadi Media Promosi Kampus


Foto.  Pembukaan PJTD jilid 1
2019 di Graha Kemahasiswaan. Doc.  Sagi

Retorika News_Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Retorika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, menggelar acara pembukaan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) Jilid 1, dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh Ketua STKIP PGRI Sumenep, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Ketua Badan Eksikutif Mahasiswa (BEM), Para Punggawa Ormawa, 46 peserta PJTD dan Alumni Lpm Retorika. Acara ini, Bertempatan pada hari Jum'at, 27 September 2019, pukul 13.30, WIB. di gedung Graha Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep.

Bertepatan 14.30, acara tersebut resmi dibuka langsung oleh ketua STKIP PGRI Sumenep, (Dr. Asmoni, M.Pd). Selain itu dirinya juga menyampaikan dalam sambutannya bahwa, LPM RETORIKA, sejatinya harus mampu mempromosikan kampus, baik dari mahasiswa, dosen, ataupun pengelola,

"Jika dikaji secara mendalam LPM RETORIKA sejatinya adalah media untuk mempromosikan kampus, baik untuk mempromosikan dosen ataupun pengelola", ungkapnya, (27/09/2019).

Senyampang dengan hal tersebut dirinya juga mempertegas dalam sambutannya, bahwa LPM RETORIKA, juga harus mampu mengkemas segala kekurangan kampus STKIP PGRI Sumenep, menjadi sebuah kesempurnaan agar masyarakat mampu tertarik dengan adanya kampus yang dikenal dengan sebutan (Taneyan Lanjhang).

"LPM RETORIKA, juga harus bisa mengkemas atau menutupi kekurangan, baik itu dari diri saya pribadi, ataupun kekurangan dari kampus, sehingga kesempurnaan STKIP PGRI Sumenep bisa tampak" tambahnya.

Nur Muhammad, selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), STKIP PGRI Sumenep, juga menyampaikan dalam sambutannya, bahwa LPM RETORIKA harus bisa menjadi kontrol, dan mampu memberikan pengetahuan untuk sosial,

"Sebagai media kampus, LPM RETORIKA harus bisa memberikan pengetahuan dan juga harus mampu menjadi kontrol sosial" jelasnya.

Sehubungan dengan hal itu, Pimpinan Umum LPM RETORIKA (Asy'ari), mengatakan bahwa LPM RETORIKA tidak hanya konsisten dalam penulisan berita, namun juga menekuni karya fiksi dan non fiksi lainnya, seperti "artikel, opini, dan puisi"

"Kami di LPM RETORIKA tidak hanya menekuni kepenulisan berita, namun juga ada ketua fiksi dan non fiksi lainnya yang kami tekuni, seperti opini, artikel, puisi, dan essai, intinya kami komitmen dalam hal literasi" jelasnya saat di wawancara oleh Crew LPM RETORIKA.(latif/busri) 

Rabu, 25 September 2019

Tiga Pekan Absennsi Kosong, Kaprodi PBSI; Tunggu Saja


Foto. Kelas D. Semester I
Prodi PBSI. Doc.  Istimewa

Retorika News_Perkuliahan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, tahun akademik 2019-2020 sudah berlangsung tiga pekan, namun dari awal perkuliahan masih ada beberapa kelas yang yang tidak menerima atau tidak memiliki absen. Perihal tersebut membuat beberapa mahasiswa mengeluh, akan tidak adanya kejelasan mengenai hal itu.

(Nur Kholis Majid) sebagai ketua kelas D, semester 1, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI), STKIP PGRI Sumenep, mengatakan bahwa di kelasnya hanya satu dosen yang memiliki absen, yaitu "Mulyadi, M.Pd." sebagai pengampu mata kuliah "Pengantar Pendidikan". Bahkan dirinya sudah tiga kali menghadap Ketua Prodi PBSI untuk menagih absen, namun jawaban yang diperoleh tetap saja diminta untuk menunggu,

"saya sudah tiga kali menghadap Ketua Prodi untuk meminta absen, dan bahasa yang didapat selalu diminta untuk menunggu, bahkan sampai saat ini,  yang memiliki absen hanya mata kuliah "Pengantar Pendidikan", yang diampu oleh pak Mulyadi, saya kira hal ini adalah bentuk ketidak konsistenan pihak pengelola dalam mengerjakan tugasnya, sehingga kamipun merasa rugi dalam hal ini", jelasnya (25/09/2019).

Seirama dengan hal tersebut, (Faishal Amin) selaku ketua kelas B, Prodi PBSI semester 1, juga menyampaikan hal yang senada,

"Dikelas saya masih tidak ada absen sama sekali dari semua mata kuliah, padahal kita sangat memerlukan hal tersebut, untuk bukti kehadiran teman-teman disetiap mata kuliah, sebenarnya saya sudah dua kali menghadap prodi, dan katanya disuruh menunggu karena masih ada mahasiswa yang ingin pindah kelas, entah siapa yang akan pindah kelas saya tidak tahu karena tidak ada kejelasan", katanya.

Berbeda dengan penjelasan yang disampaikan (Suhaidi) mahasiswa semester 1, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Prodi PPKn), bahwa dikelasnya sudah mempunyai absen di semua mata kuliah,

"Kalau di kelas saya, semua mata kuliah sudah memiliki absen, dari sejak awal masuk memang sudah ada", katanya.

Disisi lain ketua Prodi PBSI (Suhartatik, M.Pd.) menjelaskan bahwa, ada beberapa hal yang membuat absen tersebut belum selesai dicetak samapai sekarang,

"Absensi awalnya sudah ada, namun ternyata ada beberapa hal yang membuat absen tidak di print, yang pertama kemarin masih banyak data mahasiswa baru yang belum valid, dan yang kedua banyak mahasiswa baru yang pindah kelas, dan ada juga yang pindah prodi, sehingga data diperbaiki dulu di BAAK, sebenarnya itu tidak hanya terjadi di Prodi PBSI, akan tetapi semua Prodi, dan sekarang absennya sudah ada" jelasnya.(jai/busri)

Selasa, 24 September 2019

Menyikapi Media dan Berita HOAX, UKM Karomah adakan NGOPI


Foto. Kajian Rutinutas UKM Karomah
STKIP PGRI Sumenep. Doc,  latif

Retorika News_Unit Kegitan Mahasiswa Kajian Rohani Mahasiswa (UKM KAROMAH), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, kembali melaksanakan kajian rutin, yang lebih dikenal dengan kegiatan Ngobrol Pintar (NGOPI), pada hari Senin tanggal 23/09/2019, yang bertempat di halaman sekret UKM Karomah, dengan tema "Islam dan Etika Bermedia". Acara tersebut dihadiri oleh anggota, pengurus, dan calon anggota baru UKM Karomah, dengan jumlah sekitar 40 peserta, bahkan (Adi Putra) yang merupakan alumni UKM KAROMAH juga sempat hadir untuk menjadi pemateri pada acara tersebut.

Terkait dengan dilaksanakannya acara tersebut, Ketua Umum UKM Karomah (Amiyati) mengatakan bahwa acara itu bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait bagai mana menggunakan media dan bagai mana menyekapi berita yang beredar. "Perlu adanya kajian yg bisa memberi pemahaman bagaimana seharusnya mempergunakan media atau menyikapi berita yang disuguhkan oleh media", katanya (23/09/2019).

Seirama dengan hal tersebut (Amiyati) menambahkan bahwa banyaknya media atau berita hoax yang beredar akhir-akhir ini, sehingga dapat mengadu persaudaraan antar ummat islam, "Kaitannya dengan islam, banyak sekali berita akhir-akhir ini yang justru mengadu domba sesama umat islam, sehingga perlu adanya pemahaman, sebelum mengklaim sebuah pemberitaan itu benar atau tidak, seperti lihat sumber berita, adanya narasumber berita yg valid" tambahnya.

Selain itu, salah satu calon anggota baru UKM Karomah STKIP PGRI Sumenep yang berinisial (B) mengungkapkan bahwa dirinya sangat suka dengan adanya acara tersebut, "Dengan adanya kajian tadi saya sangat suka dan tertarik, Apalagi tema yang dibahas tentang Islam dan Etika Bermedia, dan itu sesuai dengan keadaan sekarang" Ungkapnya.(latif/busri)

Senin, 23 September 2019

Dalam Rangka Memperingati Hari Tani Nasional, HMP PBSI Gelar Acara Baca Puisi Bersama dan Kajian Reforma Agraria


HMP PBSI menggelar pembacaan puisi dan 
kajian Reforma agraria dalam rangka memperingati hari Tani Nasional pada hari .Doc. latif


Retorika News_ Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMP PBSI), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep menggelar pembacaan puisi dan kajian Reforma agraria dalam rangka memperingati hari Tani Nasional pada hari Selasa, 24/09/2019, tepatnya pukul 09.00 WIB. Acara tersebut diikuti oleh beberapa mahasiswa dari berbagai Program Studi (Prodi).

Ketua umum HMP PBSI (Silvina Nugrawati), mengatakan bahwa acara tersebut dipersiapkan secara dadakan, bahkan tidak dibentuk panitia, hanya saja hal tersebut dilakukan demi memperingati hari Tani Nasional, "sebenarnya diadakannya acara tersebut untuk memperingati hari Tani Nasional, karena kami sadar bahwa mayoritas dari kita lahir dari seorang petani, bahkan diadakannya acara ini tidak dibentuk panitia, melainkan langsung digarap oleh semua pengurus HMP, acara ini bisa dikatakan dadakan karena persiapannya hanya satu hari, hal ini kita lakukan agar mahasiswa sadar bahwa dirinya berasal dari seorang petani", katanya (24/09/2019).

Senyampang dengan hal tersebut (Najibah Al Adawiyah) atau lebih akrab dipanggil "Nana" sebagai pengurus HMP bidang kesusastraan juga menjelaskan, "Karena acara ini dibingkis dengan pembacaan puisi maka hal tersebut juga ada hubungannya dengan saya sebagai pengurus bidang kesusastraan, dan salah satu tujuan dari acara ini selain untuk mengajak seluruh mahasiswa merefleksikan diri bahwa dirinya berangkat dari seorang petani, kita juga ingin menunjukkan pada mahasiswa baru bahwa dikampus kita ada HMP PBSI yang sangat aktif, dan seluruh mahasiswa PBSI memang harus aktif di HMP", jelasnya.

Selain itu (Hasan Basri) Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Prodi PBSI, semester I (satu), juga ikut andil dalam kegiatan tersebut, "Menurut saya acara ini sangat penting untuk diselenggarakan, karena hal ini akan membuat kita sadar, dari mana asal kita, terlebih acara ini bisa dilaksanakan setiap tahun dengan perkembangan yang lebih signifikan, baik dari segi persiapan, konsep, ataupun yang lainnya", ungkapnya.(latif/busri)

Jumat, 20 September 2019

Demi Membangun Solidaritas, UKM PS STKIP PGRI Sumenep Adakan Kegiatan Ngumpul di Taman Adipura


Foto: UKM PS Dan Anggota Baru
Untuk Membangun Soludaritas.
Bertempat Di Taman Adipura. Doc jai.  

Retorika News_Untuk membangun solidaritas anggota dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara (UKM PS) dengan calon anggota baru maka pengurus UKM PS mengadakan kegiatan ngumpul bersama yang bertempat di Taman Adipura Sumenep, pada hari Sabtu 21 September 2019, pagi tadi.

Menurut informasi yang diperoleh dari (Fitri) Ketua Umum UKM PS ketika crew LPM Retorika wawancara dirinya menjelaskan bahwa, untuk sementara calon anggota baru sudah berjumlah 77 mahasiswa, "Untuk saat ini mahasiswa yang mendaftar UKM PS sudah berjumlah 77 orang, sedangkan yang hadir pada acara ngumpul saat ini kira-kira berjumlah 40 orang, sebenarnya kegiatan ini bertujuan untuk membangun solidaritas Pengurus, Anggota, dan Calon Anggota Baru UKM PS, Selain itu kita juga membicarakan tentang Diklat penerimaan anggota baru yang insya Allah akan dilaksanakan nanti pada tanggal 12-13 Oktober 2019, dan Insya Allah jika ada kesempatan lagi kita akan adakan acara ngumpul lagi sebelum Diklat tersebut", jelasnya (21/09/2019).

Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu calon anggota baru (Vita Innayati) atau lebih akrab dipanggil "Ina", mengatakan bahwa, dirinya sangat senang dengan kegiatan tersebut, "saya sangat merasa senang, asik, dan seru dengan kegiatan ngumpul ini, selain itu kegiatan ini juga bisa menambah keakraban dan pengetahuan tentang UKM PS, alasan saya ikut UKM PS karena ingin mengasah bakat yang saya miliki", katanya. (usy/Busri)

Lies !

Puisi.
By: Riskiyatul hasanah
Anggota Lpm Retorika

Fuck smile,fuck love
Fuck friends,fuck feeling
I get it at once in time
What the special??
Even all chances was taken at fuck
Lie,
you make an abstrac wishes in second.
it is the smile you promise?it is the calm?
wow,i get your point.
Lier.Damn it!
Give it back!give it back for me!
Let me touch it for the last.
Before and for the least.
I'l hug all lies to get a damn feeling.
You ! my fuck love !my fuck angel !

Prodi PBSI Kerjasama dengan Rumah Literasi Sumenep untuk Adakan Workshop Pelatihan Pentigraf di Kampus STKIP PGRI Sumenep

Foto. Workshop penulisa Pentigraf
Di Graha Kemahasiswaan
STKIP PGRI sememep.  Doc. Usy


Retorika News_Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PRODI PBSI) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, mengadakan Workshop Penulisan Cerpen Tiga Paragraf (PENTIGRAF) yang bekerja sama dengan Rumah Literasi (RULIS) Sumenep. Acara tersebut bertempat di Graha Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep pukul 08.00 sampai selesai. Dan pemateri pada acara tersebut adalah (Dr. Tengsoe) yang merupakan penggagas Pentigraf. (Sabtu/21/09/2019)

Sejalan dengan hal tersebut, (Silvina Nugrawati) selaku ketua Himpunan Mahasiswa (HMP) PBSI sekaligus menjadi koordinator acara yang diambil dari mahasiswa mengatakan bahwa, acara tersebut di adakan oleh RULIS kabupaten Sumenep, yang bekerjasama dengan Prodi PBSI, "acara ini diadakan oleh Rumah Literasi Sumenep yang bekerjasama dengan Prodi PBSI, mengenai peserta yang mengikuti workshop ini, ada yang dari mahasiswa juga ada yang dari luar, sebenarnya acara ini tidak diwajibkan, tapi ada salah satu dosen yang mengganti tugas mata kuliahnya dengan mengikuti acara ini, tujuan dari acara ini untuk mengenalkan karya sastra Cerpen Tiga Paragraf kepada mahasiswa agar mereka dapat memahaminya" jelasnya.

Ketua Prodi PBSI (Suhartatik) juga menjelaskan bahwa, kerjasama dengan Rumah Literasi Sumenep memang sudah dibangun dari tahun kemarin, "kegiatan tersebut memang acaranya Prodi PBSI, dan selain bekerjasama dengan Rumah Literasi, kita juga menggandeng HMP, karena mau ataupun tidak, HMP memang harus ikut dalam acaranya Prodi, tapi dalam hal ini mereka tidak bisa ikut secara aktif karena mereka juga sedang mempersiapkan kegiatan bulan bahasa, sedangkan kerjasama dengan Rumah Literasi Sumenep memang telah kita bangun dari tahun kemarin, karena memang ranahnya adalah pendampingan kepenulisan baik kepada guru ataupun kepada mahasiswa, sedangkan mengenai Pentigraf ini adalah sastra genre baru yang digagas oleh Dr. Tengsoe, jadi kegiatan ini semacam sosialisasi sekaligus pelatihan" jelasnya.

Selain itu (Suhartatik), juga menambahkan bahwa, Workshop Penulisan Pentigraf tersebut merupakan Program Kerja Prodi PBSI, "kegiatan Workshop Pentigraf ini memang menjadi Program Kerja Prodi PBSI, hanya kemudian bekerjasama dengan Rumah Literasi Sumenep, karena kami ingin selain pelatihan untuk mahasiswa juga untuk guru, masalah maksimal atau tidaknya pemahaman peserta terhadap pelatihan tersebut tergantung dengan mereka, makanya nanti untuk mahasiswa akan saya lihat hasil dari penulisan Pentigraf mereka, dan workshop Pentigraf ini awal dikabupaten Sumenep, harapan saya kedepan Pentigraf ini mampu terkenal dikabupaten sumenep", tambahnya. (busri/usy)

Aku Berucap Selamat Malam Pada Diriku Sendiri



By: Densinkey
Anggota LPM

Aku berucap selamat malam pada diriku sendiri
Setelah kuakui ketidakmungkinan kusampaikan padamu
Barangkali aku terlalu sering berucap selamat malam padamu
Kini saatnya untuk diriku sendiri

Kadang aku hawatir padamu seperti malammalam yang kelewat; apakah kau tidur dengan nyaman
Apakah kau baikbaik saja
Apakah aku sudah telat mendoakanmu
dan seterusnya dan seterusnya..
Tetapi untuk malam ini dan selanjutnya aku hawatir pada ingatan yang murung:
Bisa saja malam menghadiahi setumpuk kenangan lusuh
Atau merentangkan kesepian yang angkuh

Maka kuucapkan selamat malam bagi diriku sendiri
yang melukai matanya berkalikali
Yang menenangkan kegelisahannya sendiri
Yang lupa kau kabari

Selamat malam mataku: ada matanya
Selamat malam telingaku: getar bisiknya
Selamat malam dadaku: debar dadanya
Selamat malam diriku: kau kemana?

Khotmil Qur'an UKM KAROMAH Dihadiri Oleh Calon Anggota Baru Penghafal Al-Qur'an


Foto.  Kegiatan Khotmil Quran
Yang di laksanakan oleh UKM Karomah


Retorika News_Kegiatan Khotmil Quran kembali dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Kajian Rohani Mahasiswa (UKM KAROMAH) yang bertempat di Moshalla Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, sebagai bentuk "keistiqomahan" dalam melaksakan program kerja pengurus UKM Karomah. 

Selain dari anggota maupun kepengurusan UKM Karomah itu sendiri banyak pula mahasiswa baru yang juga berpartisipasi dalam mengikuti acara tersebut sampai selesai. "Hafid" selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa mahasiswa baru yang juga dilibatkan dalam acara khotmil quran tersebut adalah Mahasiswa Baru (MABA) yang telah mendaftar sebagai anggota UKM Karomah bahkan ada hafal Al-Qur'an 30 juz.
 "Dari mahasiswa baru yang memang sudah mendaftarkan diri sebagai anggota UKM Karomah juga dilibatkan, bahkan salah satunya ada yang hafal Al-qur'an 30 Juz" Paparnya, (19/09/2019).

Selain dari pihak internal UKM Karomah sendiri, acara tersebut juga dihadiri oleh Rektor STKIP PGRI Sumenep, (Dr. Asmoni) dan Wakil bidang Kemahasiswaan (Moh. fauzi) beserta perwakilan dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Internal Kampus baik UKM ataupun Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP).

Ketua Umum UKM Karomah (Amiyati) berharap dengan adanya kegiatan tersebut mampu tetap menjaga solidaritas antar ORMAWA ataupun Pengelola kampus, "dengan diadakan acara khotmil Quran dapat mempererat tali silaturahim diantara semua pihak kampus dan sebagai harapan kedepannya teman-teman dari ormawa maupun dari pihak pengelola kampus  agar tetap solid dan bersatu" harapnya.(Muhsin/Busri)

Kamis, 19 September 2019

Tak Ku Sangkah

Puisi.
Ilawati
Prodi PBSI semester I
Anggota LPM

Dua musim telah ku lalui
Mengikat janji setia sehidup semati
Langit & gunung mnjdi saksi
Pda 2 insan saling mencintai
Namun,, waktu berlalu
Membuat diriq trdiam kaku
Rsa cinta kian rapuh
Hasratpun tk lg mnyatuh
Wahai masa lalu yg kelam...
Kau datg hny sesaat
Bagaikn angin yg lewat
Mngupas cnt dlm relung hati
Yg sdh lama bersemi
Tak ku sangkah..
Sbuah khayalan kini sirna
Terkubur dalam samudra cinta
Kekecewaan dalam harapan

Tercermin sllu akn kepedihan

Pengurus BEM Hanya Bisa Mengkawal MUBES HMP BK Dari Luar

Foto. Musyawarah Besae (MUBES)
HMP BK. Di Graha Kemahasiswaan 

Retorika News_Acara pemilihan ketua atau lebih sering disebut dengan istilah Musyawarah Besar (MUBES),  Himpunan Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling (HMP BK), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, dibuka langsung oleh Wakil Ketua III Bidang kemahasiswaan (Moh. Fauzi). Acara tersebut bertempat di Graha Kemahasiswaan STKIP PGRI Sumenep, pada hari Kamis 19 September 2019, tepatnya pukul 09.00

Dalam acara pembukaan MUBES HMP BK tersebut, (Moh. Fauzi) selaku Wakil Ketua III Bidang kemahasiswaan menegaskan dalam sambutannya bahwa semua yang berurusan dengan MUBES tersebut harus selesai dengan kurun waktu satu bulan, dan harus mempunyai Anggaran Dasar (AD), dan Anggaran Rumah Tangga (ART), "HMP BK harus mempunyai AD/ART, dan semua yang berkaitan dengan Mubes baik itu Raker harus selesai dalam waktu satu bulan, dan saya minta kepada BEM untuk mengkawal acara Mubes ini dan jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan", tegasnya. (19/09/2019)

Sejalan dengan hal itu, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Sumenep, (Nur Muhammad) menyampaikan bahwa BEM hanya bisa mengkawal acara tersebut dari luar, karena pihak kepanitiaan tidak memintanya untuk mengkawal secara khusus, "kemarin waktu panitia mengirim undangan memang tidak meminta BEM untuk melakukan pendampingan, tapi hanya memberikan undangan permohonan menghadiri dan sambutan, jadi disini BEM tidak bisa mengambil tindakan lebih dalam, berbeda dengan Ormawa lain yang disana memang meminta pendampingan secara langsung, oleh sebab itu BEM tidak bisa mengambil tindakan lebih dalam, untuk intervensi pada mekanisme MUBES tersebut, terkecuali memang nantinya dibutuhkan maka kita pasti siap, jadi mungkin kita sekarang hanya akan mengkawal dari luar" ungkapnya.(busri/jai)

Rabu, 18 September 2019

Dialektika Mahasiswa Dalam Lintasan Sejarah

Esai.
By: Busri
Prodi PBSI, Crew Lpm

Perjalanan Indonesia didominasi oleh gerakan pemudanya, bahkan "Ben Anderson" pernah mengatakan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya. Berbicara pemuda tentu identik dengan darah panas dan semangatnya yang berkobar dalam jiwanya. Sejak pra kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan Indonesia, semua revolusi yang terjadi selalu dimotori oleh pemudanya yang pada saat itu lebih marak disebut sebagai Mahasiswa.

Berbicara mahasiswa merupakan seorang pemuda yang tentunya mempunyai kapasitas berpikir lebih keritis dari pada pemuda biasa, oleh karenanya mahasiswa disebut sebagai pemuda intelektual (akademisi). Gerakan mahasiswa Indonesia bermula sejak tahun 1908, dan pada saat itu di awali dengan  munculnya organisasi kemahasiswaan (Budi Utomo) yang berstruktur modern pertama kali di Indonesia.

Organisasi Budi Utomo tersebut berdiri pada tanggal 20 Mei 1908, yang dimotori oleh Dr. Soetomo. Seiring perjalanan waktu dengan dialektika yang terjadi maka dibentuklah tujuan dari organisasi Budi Utomo yaitu "Kemajuan yang selaras untuk negri dan bangsa, memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik industri, dan kebudayaan", hal itu dibentuk  pada tanggal  05 Oktober 1908. 

Bermula dari terbentuknya Budi Utomo ternyata berhasil membangun semangat para pemikir muda (mahasiswa) Indonesia, sehingga gerakan revolusioner di pra kemerdekaan pada saat itu di dominasi oleh sekumpulan mahasiswa yang berkelut di organisasi tersebut. Bahkan setelah itu disusul oleh beberapa organisasi kemahasiswaan yang juga ikut muncul setelahnya, yaitu diantaranya Organisasi Perhimpunan Indonesia (1923), Kelompok Studi Indonesia (1924), Kelompok Studi Umum (1925), Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (1930). Dari beberapa organisasi yang berdiri pada saat itu maka gerakan kemahasiswaan semakin masif, sehingga dari kajian-kajian yang dilakukannya melahirkan tekad pemuda Indonesia untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928, yang berbunyi:

 "Soempah Pemoeda
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia". (Ejaan Lama)

"Sumpah Pemuda
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia". (Ejaan Modern)

Setelah pendeklarasian Sumpah Pemuda maka mahasiswa Indonesia sering melakukan kajian-kajian lebih konsisten ditempat-tempat tertentu, diantaranya Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Dari tempat-tempat tersebutlah lahir pemuda intelektual yang pada akhirnya juga muncul sebuah gerakan bawah tanah untuk menculik Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu dikenal sebagai peristiwa Rengasdengklok Dengklok, hal itu dimotori oleh (Chairul Saleh dan Soekarni). Tujuan dari penculikan tersebut adalah agar Bung Karno segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, sehingga dari sejak itulah Indonesia diakui sebagai negara merdeka tidak lain salahsatunya berkat tekad pemudanya yang konsisten melakukan gerakan yang penuh dengan kajian.

Kontestasi intelektual diranah mahasiswa tidak hanya berhenti pada saat deklarasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, namun masih banyak dialektika yang terus dilalui untuk perubahan-perubahan positif bagi Indonesia. Pada tahun 1947 lahirlah organisasi mahasiswa yang dinamakan Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), setelah itu disusul dengan munculnya Organisasi Ekstra Kampus dari tahun (1950-1960), yang dinaungi oleh Partai Politik pada masa itu diantaranya, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) berada dibawah naungan Partai Katolik, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berada dibawah naungan Partai Nasional Indonesia (PNI), Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) berada dibawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI), Gerakan Mahasiswa Sosial Indonesia (Gesmos) berada dibawah naungan Partai Sosial Indonesia (PSI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berada dibawah naungan Nahdatul Ulama' (NU), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berada dibawah naungan Partai Masyumi.

Dengan lahirnya beberapa organisasi ekstra kampus tersebut maka kontestasi mahasiswa Indonesia semakin masif dan terorganisir, sehingga revolusi di Indonesia ini semakin pesat, seperti runtuhnya orde lama, runtuhnya orde baru yang otoriter, bahkan masih banyak perubahan lainnya yang dilakukan oleh Mahasiswa Indonesia. 

Dari perjalanan dan peranan mahasiswa dalam kemelut sejarah tentu menjadi cerminan untuk mahasiswa saat ini agar tetap dapat membudayakan literasi (Membaca, Menulis, dan Diskusi) agar tanggung jawabnya yang telah tertulis dalam tiga fungsi mahasiswa sebagai generasi perubahan, generasi pengetahuan, dan generasi kontrol sosial, Mampun terealisasi secara baik dan masif. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mengikuti materi kuliah didalam kelas tapi juga mempunyai tanggung jawab sebagai pemikir yang kritis transformatif untuk kesatuan dan kemajuan Indonesia.

Bunda

Puisi.

By: Liya
Prodi PBSI Semester 1
Anggota Lpm

Bunting perutmu beralaskan nyeri
Mendongkak menusuk jerih
Meresap kedalam diri
Menyakitkan menyisakan perih

Langkah kakimu tak kunjung sampai
Hingga lelah kian terasa
Namun, perjuangan belum selesai
Engkau tetap berjuang sepanjang masa

Haluan kananmu berkorban luka
Jalan ditempatmu kian terluka
Langkah tegap majumu tergores duka
Namun, jerih payahmu tidak kau anggap duka

Semoga perjuangan barisanmu
Selalu menjadi contoh bagiku
Agar aku bisa menjadi penggantimu
Yang berjuang mati-matian demi aku

Selasa, 17 September 2019

Kronologi Di Malam Itu

Cerpen. 

Oleh: Hasan Liema A.
Prodi PBSI, Anggota Lpm



Aku adalah seseorang yang sedang berada di restoran paling bergengsi di kotaku. Sambil menunggu pesanan aku berbicara dengan perempuan yang duduk sebangku denganku. Dia adalah kekasihku—perempuan pertama dalam hidupku yang mampu membuat diriku begitu betah dengan kebisingan, bahkan dia mampu mengubahku menjadi seseorang pemberani dalam menjalani kehidupan penuh dengan tantangan.

Wajahnya selalu saja menjadi titik fokus mataku, rasanya malam ini dunia hanyalah milik kita. waktu kadangkala kurasakan sedang menunggu di persimpangan jalan—enggan melangkah karena kabahagian yang tiada tara. Malam ini kita akan membicaran masa depan. Setalah sekian lama kita menjalani hubungan dengan status pacaran pada malam hari ini akan kami ubah menjadi hubungan dalam rida Tuhan. Sehingga kami tidak lagi bergelimang dosa dan tak menjadi contoh ayat Al-Quran yang berbunyi “laa taqrabu azzina”.

“Kau terlihat begitu cantik malam ini sayang” ungkapan itulah barangkali yang dirasa paling pantas untuk ku persembahkan padanya di malam kebahagian menuju kebahagian dalam hakiki. Hanya kata itulah yang terlintas dalam benakku, Karena bila boleh jujur, jantungkku saat ini berdetak tidak ritme. Darahku mengalir begitu deras bak air yang siap menenggelamkan ruamah-rumah.

“Ahh, kamu lagi memuji atau sedang mengkritisi?” dia menjawab dengan pertanyaan yang mampu membuat diriku tak dapat menahan tawa. Mungkin pertanyaan itu berlandasan pada kebiasaanku di hari-hari lalu. Memang seperti itulah aku, ketika aku bicara dengannya seringkali mengunakan majas ironi. Bukan karena aku pintar bersantra, tapi dengan seperti itu aku begitu bahagia, aku bisa tertawa dengan tawa yang telah mebuat kekasihku terpesona.
“Tidak lah, untuk malam ini aku benar-benar jujur, tak seperti hari lalu yang meleluconi kehidupan”

“Iya deh aku percaya” ya… jawaban itulah yang paling kau suka ketika berhadapan dengannya, apalagi ditambah dengan raut muka lucu dan menggemaskan itu.

Rasanya,begitu sulit dilukisakan dengan kata-kata kebahagian dalam dadaku di malam ini. pembicaraan demi pembicaraan berlalu dengan cepat melampaui kecepatan cahaya.

*****
Kebahagian itu tiba-tiba saja teganggu dengan teriakan keras dari orang asing di ambang pintu. Orang itu berpakain serba hitam dan ditangannya ada senjata yang diacungkan—di arahkan kepada semua pengunjung restoran bergantian. Awalanya satu orang, namun setelah yang mengacungkan tadi masuk semakin dalam ada orang lain juga masuk megikuti langkanhnya dengan pakaian sama juga senjata yang sama. satu persatu orang-orang berpakaian hitam itu masuk dan berjejer di dekat pintu.

“Semuanya turun dari kursi dan angkat tangan” suara lantang dari salah satu orang-orang berbaju hitam memenuhi ruangan, mengagetkan semua pengunnjung juga aku dan kekasihku. Semuanya tunduk—tak ada stu orangpun dalam ruangan ini yang berani membantah dan melanggar perintah. Mungkin ketakutan akan kematian lebih menjamin ketenang ketimbang keberanian dan sikap heroik atau pujian yang akan siap meluncur dari mulut-mulut orang-orang, di Koran-koran  harian, juga dari mulut presenter pembawa berita di televisi.

Bugitupun juga aku dan kekasihku merasa takut pada malaikat maut yang siap mengandeng roh kami menuju kesisi-Nya, meskipun kadangkala aku berimajinasi liar dan tak dapat di nalar. Aku membayangkan aku dan kekasihku digandeng malikat Azrail untuk di bawa ke sisi Tuhan, aku di pengang dengan tangan kanan dan kekasihku ditangan kiri.

Salah satu dari laki-laki berpakaian serba hitam itu tiba-tiba mendekatiku dengan sejata yang siap melontarkan peluru kepada siapa saja di depannya. Aku mendudukkan kepala dengan harapan laki-laki itu melewatiku. Namun semua pengharapanku itu di tepis dengan begitu lembut. selembut-lembutnya, hingga aku tak  merasakan apa-apa lagi kecuali ketakuatan yang tiada tara.

Laki-laki itu berdiri tepat satu meter di depanku. Celana dan sepatunya yang pasti bau itu menjadi bagian hiasan terburuk dalam ruang pandangku. Banyak kemungkinan datang menerobos otakku. Bayangan-bayangan mengerikan terus berlarian dan mengolokku—memanggilku untuk saegera mengikuti jalan yang mereka berikan.
“Hey kamu, angkat kepalanya!” dia membentakku juga mengacungkan senjata tepat menyentuh mukaku. Sontak aku langsung mendongak memandang wajahnya dibalik topeng jelek itu.

“Bangun!” kembali lagi dia menyuruhku dengan suara lantang memenuhi seluruh ruangan, menerobos kesetiap telinga dalam ruangan ini. Terus menerobos hingga memasuki hati masing-masing lalu menciptakan bangunan yang bernama ketakutan. Dan mungkin juga lega karena telah luput menjadi sasaran maut yang di hantarkan oleh orang-orang berpakaian seraba hitam. Tampa menunggu perintah yang kedua kalinya aku langsung bangun. namun untuk sementara waktu kualihkan perhatianku pada sesosok perempuan di sisiku. Sepersekian detik kupandangi kekasihku dengan disandingi sesungging senyum pasrah. Kulihat diwajahnya ada bulir-bulir bening menetes bersumber dari pelupuk matanya. Menandakan ketidak relaan kekasihnya pergi meninggalkannya. Namun dia tak bersuara seperti yang telah aku perintahkan tadi sebelum laki-laki bertopeng itu menghampiriku.

“Hei mengapa menangis? Kamu tak rela bila kekasihmu ini aku bawa?” laki-laki bertopeng itu tertwa jumawa. Namun kekasihku tetap tak menjawab mengkuti seperti apa yang aku perintahkan.
“Hahahaha. Ayo kamu ikut juga jika tak ingin berpisah dengan kekasihmu ini” sambil menunjuk diriku dengan senjatanya.

“Jangan bawa dia, dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah itu” bentakku. Sebenarnya aku tahu siapa laki-laki bertopeng itu. Mereka pasti sesuruhan dari seorang koruptor penggelapan uang yang bukti-buktinya ada di tanganku. Begitulah para koruptor bangsa ini, akan menghalalkan segala cara untuk menyelamatkan karirnya. Dan mengorbankan apa saja agar kebohongan yang selama ini mereka simpan tetap aman.

“Wow. romantisnya, hahahhahh” dia masih tetap dengan tawa sama. tawa yang tak mengenakkan di telinga. Tawa menjijkkan. Ingin rasanya aku sumpal mulutnya agar tawanya reda, dan tak lagi menghawatirkan orang-orang. Namun itu semua hanyalah bayangan—imajenasi yang tak mungkin bisa kulakuakan kecuali bila sudah siap menyerahkan nyawa di ujung peluru.
“Berdiri, kalau tidak akan aku ledakkan kepala kekasihmu ini”
Akhirnya keksihku ikut berdiri. Meskipun sekuat apapun aku mencegah atau memerintah tak mungkin akan terlaksana. Karena sekarang aku tak memiliki kuasa. Sekarang aku hanyalah budak dari sesuruhan koruptor.
“Ayo jalan” dia mendorongku dengan paksa. Memabawaku melintasi meja-meja makan juga orang-orang yang duduk berjongkok yang di penuhi ketakutan di hati.

Tak butuh lama untuk ku sampai di luar gedung. Lalu masuk keedalam mobil jeep yang talah terparkir dan siap meluncur kapanpun pengemudinya mau. Namun ternyata aku tak di letakkan semobil dengan kekasihku.

Suara mesin menderu-deru. Kemudian mobil itu melaju keluar dari area parkir menuju jalan raya. Mobil itu melesat dengan cepat, menyalip mobil-mobil lain yang berkecepatan di bawah rata-rata. Aku masih tetap pada posisi semula, duduk tenang menghadap kedepan, dihimpit dua laki-laki bertopeng. Namun pikiranku kali ini telah berubah haluan, semula ketakutan dan bayang-bayang kematian kian bolak abalik menghantui telah berubah menjadi kehawatiran pada kekasihku. Kadang ku sempatkan menoleh untuk sekedar memastikan bahwa kekasihku masih tetap berada di zona aman.

Kehawatiran itu telah menuntunku untuk mencari solusi terbaik agar terlepas dari genggaman para penculik ini. hingga sudah tak terhitung berapa KM jarak tertempuh aku masih belum menemukan solusi terbaik untuk bebas. Rasanya, jarum jam berputar tak seperti biasanya—lebih cepat hingga terasa menyalip waktu itu sendiri.

Bertarung dengan ketakutan dan kegelisahan ternyata tak mudah. Apalagi ketakuatan akan kehilangan seseorang. Satu demi satu kemungkinan telah aku timbang sehingga kesempatan untuk menjalankan rencana datang menjemput.

Aku melihat salah satu dari penculik di sisiku itu mulai lengah—ia melepaskan senjata api yang telah menjadi andalannya selama ini. dan senjata inilah yang telah membuat nyali orang-orang menciut. Aku tak membuang-buang waktu berharaga itu. tampa pikir panjang aku langsung mengambil senjata api itu dan menembakkan ke semua penculik kecuali yang mengemudikan mobil. Aku biarkan dia bernafas lega sejanak. Lalu ku todongkan senjata api ditanganku hingga menyentuh kepalanya. Namun malang nasibku, Karena kurang sigap sehingga dengan mudah ia jatuhkan senjata ditanganku. Kemuadian ia menunduk untuk mengambil senjata yang jatuh tadi.

Semuanya tak seperti yang telah aku rancanakan. Sebelum penculik itu berhasil mengambil senjata tepat didepan mobil yang kami tumpangi ada truk dengan klakson mengaung-ngaung—memberi tanda agar segera menghindar. Tampa menungu lama penculik itu membelokkan mobil secara tajam, kamudian membentur pagar jempatan. Tak sempa mengerem kami dan mmobil jeep yang kami tumpangi meluncur deras kebawah.

Aku tak dapat berpikir lagi, bahkan tentang kekasikhku yang sangat aku cintai itu. yang kupikirkan hanya bagaiman caranya keluar dari mobil jeep yang perlahan-lahan terendam air. Tak butuh lama untuk mobil ini terendam sempurana. Entah apa saja yang telah aku hantam aku tak tahu lagi. semua tubuhku terasa sakit.

Seiring berjalannya waktu kesakitan disekujur tubuhku perlahan menghilang tergantikan dengan kemapanan dalam ruang gelap tak bercahaya yang etah dimana.

Aku merasakan sekujur tubuhku basah, mobil dan para penculik itu mendadak hilang. Meninggalkan tubuhku yang kuyup dan ketakutan yang belum beranjak juga. Di depan komputer perpustakaan. Keringat membasahi tubuhku juga jari-jariku yang menempel di keyboard.

Berhasilkah aku menceritakan kronologi penculikan saksi dalam kasus korupsi di negara ini, juga tentang sepasang kekasih yang gagal menikah karena masalah itu?
Kakiku terasa bergetar. Aku terus mencoba melawan kebas di tangan dan kakiku dengan cara terus mengerakkan meskipun susah payah. keringat yang membanjiri tubuhku telah hilang ketika aku menghidupkan kipas. Namun bila boleh jujur. ketakutan dan bayangan kronoloogi penculikan itu masih belum benar-benar pergi dari  ingatanku.

Pengagum Senyummu Dalam Diam


Gamabar keren. Com
By: AN. Crew LPM

Aku pengagum senyummu
Setiap waktu memjadi renunganku
Dan aku terjatuh pada bibirmu yang indah
Menoreh senja mendekap mentari
Melebur dalam sajak-sajak pencuri

Aku penikmat senyummu
Penikmat dalam rahasia
Penikmat dalam kegaguman diam
Penikmat dalam keindahan kata-kata nan ratapan do'a
Terdiam dalam mengukur keindahan
Seperti sufi pengagum cinta
waktu-waktuku tenggelam dalam bibir mirahmu

Ahhhhh. ...
Napsu menggoda
Perut tertawa , hati merangkai kata-kata
Menyatu dalam puisi-puisi do'a

Ahhhhh..
Aku jatuh dalam pengharapan
Dan kau tak perlu tahu
Biarlah aku dan tuhanmu
Entah bosan mendengar do'aku
Selalu Menghafal  namamu, melukis senyumu
 Pada kertas pengharapan do'aku

Ya Rasulullah

Puisi.

By:Nur kholis majid
Prodi PBSI Semester I (Satu)
sebagai anggota Lpm

Dunia seakan menghilang bila percikan-percikan senyumanmu tak lagi bisa dipandang.
Hari-hari gelap bila cahaya lentera kehidupanmu tak laghi menyinarinya.
kesombongan,kejahatan akan menjadi tuan bila lentra kehidupan yang kau pancarkan selama ini akan semakin redup,sungai-sungai yang mengalirkan air kebaikan akan berubah dengan simbahan darah kemungkaran manusia.
Keserakahan akan menjadi-jadi bak kobaran si jago merah.

Ya rasulallah kau lah lentera kehidupan setiap mahluk di bumi,tanpamu semua yang ber nyawa ataupun yang mati akan hancur berkeping-keping bak serpihan debu yang di bawa terbang ke sana ke mari oleh angin,namun apalah daya kecintaanmu kepada ummatmu bak sang rembulan dan bintang yang tak pernah mengingkari janjinya untuk selalu bersama...

Runtuh

Oleh: Ach. Faishal Amin, Prodi PBSI Semester I (satu)
Telah sekian lama aku berteduh disini
Dibawah payung kemuliaan agama islam
Semua orang menyebutnya lembaga pendidikan islam

Namun aku menemainya pengabdian.
Dulu disini kerap kali jari – jari tangan teman seperjuanganku
Senantiasa mengusap tangisku dengan sujut dikaki sang fajar
Sebab cemasku pada zaman yang semakin menghinakan.

Ahhh,,,,!
Ternyata bukan mimpi
Yang aku bayangkan sejak sepuluh tahun yang lalu
Disaat kunikmati suara ingar – bingar tadarus disetiap mushalla jua masjid tak begitu besar
Kini benar – benar berganti kesunyian
 Wajah – wajah mereka sang pejuang berbinar kealiman
Kini mulai berganti wajah – wajah kumuh yang enggan kenal tuhan.

Anak – anak tak lagi akrab bapak dan ibundanya
Sebab terlarut dalam dunia maya
Tak sadarnya bapak dan ibu bahwa dunia entah adalah jaminan mereka bagi anak – anaknya.

Perkenankan aku disini
Meski hanya sendiri meyerukan ayat – ayat sucinya
Demi terhapusnya dosa – dosa  mereka
saudara - saudariku seagama
hapuslah dosa – dosa bersama-sama dengan tadarus bersama disini
aku hanya takut kerindun
pada keteladanan yang kini kalian hilangkan lewat sela – sela waktu yang mulai padam
karena hidup tersisa sebentar
aku takut kita tak punya bekal kebaikan.

Senin, 16 September 2019

Alami Kendala, MUBES HMP BK Diundur Pada Hari Kamis 19 September 2019


Foto. Crew LPM ketika Wawancara
Bersama Ketua HMP BK.  Doc. Wildan
Retorika News_Musyawarah Besar (MUBES) Himpunan Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling (HMP BK) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep, yang rencananya akan dilaksanakan pada hari Selasa 17 September 2019, diundur pada hari Kamis 19 September 2019, dikarenakan ada kendala dari segi pendanaan yang akan digunakan untuk acara tersebut.

Menurut informasi yang diperoleh dari Ketua HMP BK (Faisal) pada saat di wawancarai oleh Crew LPM Retorika mengatakan bahwa diundurnya acara MUBES tersebut dikarenakan dana untuk acara tersebut baru turun Senin kemarin tanggal 16 September 2019, "Kemarin ketua panitia dan sekretaris sudah bekerja sama untuk membuat proposal dan targetnya hari Selasa kemarin maksimal kita sudah final minta tanda tangan, tapi ternyata karena pencairan hari Senin ini maka kita tadi rapat untuk diundur pada hari kamis", katanya (16/09/2019)

Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil rapat kepanitiaan  yang kemarin dilaksanakan di Gazebo kampus pada tanggal 16 September 2019 kemarin, bahwa MUBES HMP BK tersebut tidak memiliki buku panduan,  dan untuk peserta MUBES masih tidak ada kejelasan siapa saja yg akan diikutkan dalam acara tersebut, seperti yang ditambahkan oleh (Faisal) "Mengenai peserta MUBES kita belum membahasnya karena nanti masih ada Rapat Tindak Lanjut yang akan membicarakan hal itu dan kami akan pasrahkan langsung pada kepanitiaan, sedangkan mengenai pedoman MUBES sesuai dengan proses dari dulu memang tidak ada pedoman MUBES" tambah Faisal.

Selain itu sekretaris panitia (Rifti) juga mengatakan "Dari sekretaris yang sudah siap kemarin kita sudah buat proposal, dan untuk undangan yang akan kita undang yaitu Ormawa kampus, prodi, kemahasiswaan, dan ketua STKIP, mengenai peserta mubes mungkin hanya delegasi dari setiap kelas" katanya. (Busri/Fauzi/Wildan)

Untuk Menangkal Radikalisme, UKM KAROMAH STKIP PGRI Sumenep Adakan Kajian Identitas Bangsa


Foto. Kajian ngobrol pintar (Ngopi)
 Dengan tama, "Mempertegas Identitas Bangsa"
UKM Karomah. Doc.  Latif

Retorika News_hari ini gerakan radikalisme sudah semakin meluas mempengaruhi ideologi bangsa di Indonesia, sedangkan sasaran dari gerakan tersebut adalah pemuda atau mahasiswa pada khususnya. Menyikapi hal itu Unit Kegiatan Mahasiswa, Kajian Rohani Mahasiswa (UKM KAROMAH) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Sumenep mengagendakan kajian rutin yang disebut Ngobrol Pintar (NGOPI) sesuai dengan Program Kerja (PROKER) yang telah dirancang. 


Kegiatan tersebut bertemakan "Mempertegas Identitas Bangsa" yang bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa Indonesia mempunyai ideologi sendiri dalam kebangsaannya. Acara tersebut bertempat di halaman selatan gedung STKIP PGRI Sumenep pada hari Senin 16/09/2019, yang dihadiri oleh anggota UKM KAROMAH, juga sebagian Mahasiswa Baru (MABA) yang cukup banyak. Sedangkan pemateri dari kajian tersebut adalah (Nur Muhammad) Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Sumenep.

Amiyati sebagai Ketua Umum UKM KAROMAH menegaskan, "Tujuan dari diadakannya kajian ini adalah untuk mengasah pengetahuan mahasiswa dengan sebuah harapan setelah kajian ini pengurus, anggota, dan calon anggota UKM KAROMAH bisa memahami bahwa Indonesia mempunyai identitas bangsa sendiri, dalam artian bangsa Indonesia tidak mungkin sama dengan negara Arab, cina, ataupun yang lainnya, karena di Indonesia mempunyai kompleksitas budaya, adat, dan agama yang beragam sehingga tidak mungkin sama dengan negara lain" tegasnya.

Selain itu Nur Hayat sebagai sekretaris UKM KAROMAH juga mengatakan "tujuan dari diadakannya kajian Ngopi tersebut adalah untuk memperkenalkan identitas bangsa Indonesia dari sejak perjuangannya hingga mencapai kemerdekaan, karena hari ini banyak kampus-kampus umum seperti STKIP ini sedang marak dengan kajian NKRI bersyariah, dan hal itu sangat berbahaya untuk NKRI, harapannya pasca kajian tersebut mahasiswa mampu memahami tentang kajian tersebut sehingga nantinya dapat menangkal pemahaman yang bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia, dan kajian tersebut masih ada lanjutannya nanti seperti kajian yang bertemakan "Perlukah Indonesia Bersyariah?", Katanya (17/09/2019).

Peserta kajian Ngopi yang di adakan oleh  UKM KAROMAH atau lebih jelasnya disebut sebagai Calon Anggota Baru UKM KAROMAH (Suhaidi) mahasiswa STKIP PGRI Sumenep Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarga negara anggota (PPKn) mengatakan, "kajian tentang Menegaskan Identitas Bangsa sangat perlu untuk diadakan untuk menangkal Radikalisme karena kita sebagai Mahasiswa Baru (MABA) masih labil terhadap pemahaman seperti itu" jelasnya. (Busri/Ari)

NOSTALGIAWAN DAN RADIKALISME YANG MENJANGKITI

Esai.
Hasan
Prodi PBSI
Anggota LPM 2019

Saya cukup tergelitik melihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Saya sempat tertawa terbahak-bahak ketika ada seorang teman yang tiba-tiba saja bermanifestasi perihal radikalisme, meskipun dia tidak sadar bahwa yang dia katakan terkategorikan radikalisme.

“Barangkali kita harus kembali ke masalalu untuk bangkit, sebab di masa dahululah Islam mengalami perkebangan yang sangat pesat, dengan sistem pemerintahan dan hukum-hukum yang islami” begitulah kira-kira inti dari penyampaiannya. Saat itu saya igin tertawa dengan keras, tapi karena menjaga perasaanya, jadi saya hanya tersenyum kemudian menambahkan “kamu itu ternyata nostalgiawan ya?”

Ada beberapa kasus lain yang tak kalah lucu dari yang saya alami di atas, semisal ada satu keluarga yang sangat harmonis, namun karena termakan doktrin radikalisme hingga menyatakan diri untuk melakukan pengeboman seperti di Surabaya setahun yang lalu, atau yang terjadi di New Zealand Selandia Baru. Padahal jika orang-orang tersebut menyadari esensi dari kehidupan, maka mereka akan berpikir dua kali untuk bertindak. Mereka tidak pernah memikirkan keharmonisan keluarga mereka yang terenggut karena paham seperti itu.

Lebih parahnya lagi radikalisme yang kemudian berkembang mejadi terorisme di sangkut pautkan dengan agama. Padahal hakikatnya tidak satupun agama yang mengajarkan kekerasan. Seperti yang dijelaskan dalam alquran “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan tuhannya, dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka; dan mereka menafkankan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.” (Asy Syura: 38) atau “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku” (Al kafirun: 6)
Dari ayat tersebut amatlah jelas diterangkan tentang toleransi juga demokrasi. Lantas apakah masih ada kerguan dihati kita terhadap pancasila, terhadap “bhineka tunggal ika”?. Lalu dimanakah letak keislaman kita jika kita tidak mematuhi alquran yang menyerukan untuk berdemokrasi.

Berdasarkan penelitian tim setara intitute, radikalisme pada awalnya muncul karena adanya kepenting-kepentingan politik, bukanlah atas dasar agama. (Dari Radikalisme Menuju Terorisme, 2012). Gerakan-gerakan islamisasi seperti  HTI sebenarnya adalah oraganisasi fanatik yang para anggotanya barangkali tidak secara cermat memahami sejarah. Meskipun dalam latar belakang berdirinya HTI kerena ingin mengembalikan kepada sistem yang islami, tapi saya yakin mereka adalah orang-orang yang tak pandai membaca sejarah, atau bahkan mereka tidak sekalipun membaca sejarah.

Mereka (penganut paham radikalis) juga adalah nostalgiawan yang tidak bisa move on pada masalalu indah yang tealah lama sirna. Orang-orang yang menganut paham radikalisme adalah orang-orang yang gagal memahami esensial ajaran Islam. Tapi yang mereka pahami adalah islamisme. Jika memahami dua kalimat itu secara arbirter maka yang terjadi adalah kesalahana yang amat fatal.

Maajid Nawaz yang salah satu mantan anggota HTI menerangan dalam bukunya yang berjudul Radikal. “saya ingin membedakan antara islamisme dan islam, dan jihadisme dari jihad”. Menurut majid islamisme adalah hasrat untuk memaksakan satu pandangan.

Masalah latar belakang juga menjadi polemik urgen dalam pembentukan-pembentukan pemikiran radikal, semisal ada orang-orang yang baru masuk Islam kemudian mendapatkan ajaran islamisme bukan ajaran islam. Tentulah dia akan langsung punya pemikiran keras, atau contoh lain ada sesorang remaja yang tidak pernah diajarkan agama Islam secara baik, tapi di keluarganya hanya dicekoki dengan perintah untuk tidak meninggalkan sholat, tak sekalipun diperintah untuk memahami peikiran-pemikiran ulama-ulama klasik. Yang didalamnya terdapat perbedaan-perbedaan pendapat yang harus ditoleransi.

Faktor yang tidak kalah penting sebagai pemicu pemikiran radikalisme adalah dunia yang serba instan. Dengan peyebaran informasi yang hanya butuh sepersekian detik untuk sampai kepada daerah yang amat jauh sekalipun, dijadikan senjata ampuh penyebaran pemikiran-pemikiran radikalisme. pada dasarnya sumber radikalisme adalah kebencian. Kebencian adalah mala petaka paling ditakuti oleh siapapun, sebab ketika kebencian telah bersemayam dalam hati seseorang maka orang itu akan mudah marah dan bertidak tanpa mengenal batasan. Dari kebencian itulah lahirlah hoax dan hate speech. Dari kedua hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan mebuat sebagian masyarakat berani melakukan perilaku intoleran.  Bahkan mungkin akan melakukan tindakan-tindakan terror.

Lalu apa hubunganya kebencian dengan radikalisme. tentu sangat berhubungan erat, sebab dalam pemahan islamisme seseoarang diajarkan untuk fanatik (berpikir bahwa hanya kelompoknya yang benar sedangkan yang lain salah, bahkan dianggap kufur.

Barangkali hal yang sangat solutif untuk mencegah pikiran kita terjangkit radikalise adalah dengan cara pintar-pintar memilah dan memilih informasi yang samapi pada kita. Sebagai mahasiswa tentulah menjadi tugas kita utnuk memotoring pemfilteran penyebaran paham-paham radikalisme. mari kita tanam naisoanlisme kerelung terdalalm hati kita, sebab pancasila bukan hanya sekadar dasar atau falsafah Negara. tapi juga didalamnya terdapat moralitas yang amat tinggi. Bersugestilah “NKRI harga mati”. Wallahu a’lam bissawab.

Sabtu, 14 September 2019

Mencari Setangkai Tak Berminat

Puisi.
Latif
Prodi BK semester III
aktif sebagai wartawan di LPM Retorika

Sungguh Jalan berliku liku
Kanan dan kiri menjaga diri
Pasir jelalang pertumpukan kayu
Roda berputar, air melingkar
Tanpa meleleh listrikpun menyala.

Oh ambariok ambaroik
Kusangka tak berdebu
Mengguling-guling seperti bantal yang mengguling

Oh..., assalamualaikum pak buk
Aku datang
Pada asimu yang layu