By: Busri Prodi PBSI, Crew Lpm |
Perjalanan Indonesia didominasi oleh gerakan pemudanya, bahkan "Ben Anderson" pernah mengatakan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya. Berbicara pemuda tentu identik dengan darah panas dan semangatnya yang berkobar dalam jiwanya. Sejak pra kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan Indonesia, semua revolusi yang terjadi selalu dimotori oleh pemudanya yang pada saat itu lebih marak disebut sebagai Mahasiswa.
Berbicara mahasiswa merupakan seorang pemuda yang tentunya mempunyai kapasitas berpikir lebih keritis dari pada pemuda biasa, oleh karenanya mahasiswa disebut sebagai pemuda intelektual (akademisi). Gerakan mahasiswa Indonesia bermula sejak tahun 1908, dan pada saat itu di awali dengan munculnya organisasi kemahasiswaan (Budi Utomo) yang berstruktur modern pertama kali di Indonesia.
Organisasi Budi Utomo tersebut berdiri pada tanggal 20 Mei 1908, yang dimotori oleh Dr. Soetomo. Seiring perjalanan waktu dengan dialektika yang terjadi maka dibentuklah tujuan dari organisasi Budi Utomo yaitu "Kemajuan yang selaras untuk negri dan bangsa, memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik industri, dan kebudayaan", hal itu dibentuk pada tanggal 05 Oktober 1908.
Bermula dari terbentuknya Budi Utomo ternyata berhasil membangun semangat para pemikir muda (mahasiswa) Indonesia, sehingga gerakan revolusioner di pra kemerdekaan pada saat itu di dominasi oleh sekumpulan mahasiswa yang berkelut di organisasi tersebut. Bahkan setelah itu disusul oleh beberapa organisasi kemahasiswaan yang juga ikut muncul setelahnya, yaitu diantaranya Organisasi Perhimpunan Indonesia (1923), Kelompok Studi Indonesia (1924), Kelompok Studi Umum (1925), Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (1930). Dari beberapa organisasi yang berdiri pada saat itu maka gerakan kemahasiswaan semakin masif, sehingga dari kajian-kajian yang dilakukannya melahirkan tekad pemuda Indonesia untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928, yang berbunyi:
"Soempah Pemoeda
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia". (Ejaan Lama)
"Sumpah Pemuda
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia". (Ejaan Modern)
Setelah pendeklarasian Sumpah Pemuda maka mahasiswa Indonesia sering melakukan kajian-kajian lebih konsisten ditempat-tempat tertentu, diantaranya Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Dari tempat-tempat tersebutlah lahir pemuda intelektual yang pada akhirnya juga muncul sebuah gerakan bawah tanah untuk menculik Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu dikenal sebagai peristiwa Rengasdengklok Dengklok, hal itu dimotori oleh (Chairul Saleh dan Soekarni). Tujuan dari penculikan tersebut adalah agar Bung Karno segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, sehingga dari sejak itulah Indonesia diakui sebagai negara merdeka tidak lain salahsatunya berkat tekad pemudanya yang konsisten melakukan gerakan yang penuh dengan kajian.
Kontestasi intelektual diranah mahasiswa tidak hanya berhenti pada saat deklarasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, namun masih banyak dialektika yang terus dilalui untuk perubahan-perubahan positif bagi Indonesia. Pada tahun 1947 lahirlah organisasi mahasiswa yang dinamakan Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), setelah itu disusul dengan munculnya Organisasi Ekstra Kampus dari tahun (1950-1960), yang dinaungi oleh Partai Politik pada masa itu diantaranya, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) berada dibawah naungan Partai Katolik, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berada dibawah naungan Partai Nasional Indonesia (PNI), Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) berada dibawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI), Gerakan Mahasiswa Sosial Indonesia (Gesmos) berada dibawah naungan Partai Sosial Indonesia (PSI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berada dibawah naungan Nahdatul Ulama' (NU), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berada dibawah naungan Partai Masyumi.
Dengan lahirnya beberapa organisasi ekstra kampus tersebut maka kontestasi mahasiswa Indonesia semakin masif dan terorganisir, sehingga revolusi di Indonesia ini semakin pesat, seperti runtuhnya orde lama, runtuhnya orde baru yang otoriter, bahkan masih banyak perubahan lainnya yang dilakukan oleh Mahasiswa Indonesia.
Dari perjalanan dan peranan mahasiswa dalam kemelut sejarah tentu menjadi cerminan untuk mahasiswa saat ini agar tetap dapat membudayakan literasi (Membaca, Menulis, dan Diskusi) agar tanggung jawabnya yang telah tertulis dalam tiga fungsi mahasiswa sebagai generasi perubahan, generasi pengetahuan, dan generasi kontrol sosial, Mampun terealisasi secara baik dan masif. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mengikuti materi kuliah didalam kelas tapi juga mempunyai tanggung jawab sebagai pemikir yang kritis transformatif untuk kesatuan dan kemajuan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar